Getolnya Peneliti Indonesia Cari Biang Keladi Demam Berdarah

Demam berdarah kembali mewabah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA – Selama ini belum ditemukan vaksin yang benar-benar membidik virus penyebab penyakit demam berdarah. Vaksin atau obat yang dipakai selama ini diperkirakan mulai resisten atau kuman tidak dapat lagi dibunuh dengan antibiotik.

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

Dengan begitu, para peneliti kembali mencari vaksin yang pas untuk mencegah penyebarannya.

Peneliti Laboratorium Virology dan Molecular Microbiology Universitas Indonesia, Beti Ernawati Dewi adalah ilmuwan yang meneliti penyebaran cepat penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tersebut.

Sedang Ramai, Ini 5 Cara Mencegah Penyebaran Nyamuk DBD yang Mengancam Jiwa

Ia bersama peneliti dari Inggris mengidentifikasi faktor dari host atau pasien yang terserang virus dengue. Menurut Beti, selama ini belum ada penelitian yang menganalisis dan mengidentifikasi penyebab demam berdarah secara menyeluruh.

"Kita menggabungkan semua faktor. Kita teliti untuk menemukan penyebab virus dengue ini. Apakah serotipe virus itu mempengaruhi atau justru genotipe," kata dia di Jakarta, Kamis, 11 Januari 2018.

Turis Australia Ngeluh Terjangkit DBD di Bali, Menkes Bilang Harusnya Bersyukur

Beti juga menjelaskan, dari sisi virus di Indonesia misalnya, sudah diidentifikasi terdapat 4 jenis serotipe. Secara keseluruhan, virus tersebut ditelaah secara mendalam dan dibandingkan faktor keparahan dari virus dengue.

Dari sisi pasien, Beti menyebut usia dan jenis kelamin mempengaruhi virus dengue untuk berkembang. Ia menuturkan keistimewaan dari penelitian virus dengue ini adalah hubungan protein tubuh dengan virus dengue itu sendiri.

Analisis protein atau analisis proteomik akan dilakukan di Inggris, karena Indonesia belum bisa untuk menganalisis protein. 

"Jadi darah diambil dari pasien kemudian dianalisa semua proteinnya. Di mana protein yang terhenti karena virus dibandingkan protein pasien masuk kategori sedang atau parah," ungkap Beti.

Dengan demikian, ia melanjutkan, setelah faktor penyebab keparahan penyakit demam berdarah dipilah, Beti berharap bisa berdampak pada solusi dari faktor yang mereka temukan. "Kita bisa memanfaatkannya untuk menemukan antivirus," tuturnya.

Seperti diketahui, penelitian Beti merupakan salah satu dari 11 proyek kolaborasi riset dasar internasional yang lolos seleksi dari Program The UK Medical Research Council (MRC) bersama Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya