FBI: Malware di Router Bisa Dibersihkan dengan Dua Cara

Ilustrasi ransomware/malware.
Sumber :
  • uk.reuters.com

VIVA – Badan intelijen Amerika (FBI) mengaku telah melakukan penyelidikan cepat untuk mengetahui sejauh mana malware-malware Rusia menginfeksi 500.000 router di 54 negara. Bahkan mereka telah menemukan cara mudah untuk bisa membersihkan malware tersebut.

Perbankan di Indonesia Harus Waspada Teror Coyote

Malware dalam router yang disebut sebagai VPNFilter ternyata bisa dibersihkan hanya dengan melakukan reset perangkat, kemudian menyalakannya kembali. Router-router untuk UKM dan rumahan tersebut bisa dibersihkan semudah itu. Demikian dilansir dari Seattle Times, Senin, 28 Mei 2018.

Selain melakukan reset perangkat, pengguna juga disarankan untuk melakukan pembaharuan firmware dan mengatur ulang password keamanan yang baru. 

Sikat Gigi Tidak Luput dari Serangan Siber

"Jika ditemukan ada pengaturan remote management, langsung nonaktifkan," saran pihak FBI.

Pihak FBI mengatakan, malware tersebut memang cukup berbahaya. Kemampuannya mulai dari memblokir trafik website, mengumpulkan data dan informasi pribadi, sampai melakukan 'aksi bunuh diri' atau otomatis mematikan perangkat.

Bajak Laut Menargetkan Dompet Aset Kripto

Analisa dari divisi intelijen keamanan siber Cisco, Talos menemukan ada 500 ribu unit perangkat routers yang terinfeksi malware berbahaya. Malware yang akan diaktifkan secara remote untuk menyerang Ukraina itu disinyalir dikembangkan oleh pemerintah Rusia.

Disinyalir router-router itu telah berada dalam kendali Sofacy Group. Nama kelompok itu juga dikenal dengan APT28 dan Fancy Bear. FBI percaya jika kelompok tersebut diarahkan oleh badan intelijen militer Rusia, yang pernah meretas Democratic National Committee sebelum pemilihan presiden 2016 lalu.

Beberapa merek router terinfeksi, yang diungkap dalam laporan Talos, adalah milik Linksys, MikroTik, Netgear dan TP-Link dan tersebar di 54 negara. Sayang, tidak ada informasi detil nama 54 negara tersebut sehingga tak diketahui apakah Indonesia masuk dalam sebaran tersebut atau tidak. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya