- Instagram/@gizguideph
VIVA – Perusahaan elektronik besar seperti Samsung Electronics, Apple, dan LG Electronics dikabarkan akan merilis ponsel dengan tiga kamera belakang. Produk ini akan masuk dalam segmen premium mereka.
"Samsung Electronics akan merespons cepat tren kamera smartphone terbaru dengan mengadopsi sistem kamera tiga lensa untuk ponsel flagship awal tahun depan," kata analis dari Kiwoom Investment & Securities, Kim Ji San, dilansir laman The Investor, Sabtu, 22 September 2018.
Dia mengantisipasi bagian dari Samsung Group, Samsung Electro-Mechanics akan mendapatkan banyak profit beberapa bulan kemudian karena adopsi sistem kamera baru oleh teknologi bahemoth.
Diperkirakan, harga modul tiga lensa kamera akan lebih mahal dari single maupun dua kamera. Kemungkinan akan bermain di harga US$50 atau Rp741 ribu untuk triple camera, sedangkan satu lensa seharga US$10 atau Rp148 ribuan.
Namun, seorang sumber mengatakan, Samsung akan menggunakan triple camera pada kelas midrange-nya.
"Samsung Electronics sudah memutuskan untuk mengadopsi modul triple lensa pada midrange lini Galaxy A," ujar sumber itu.
Menurutnya, salah satu varian Galaxy 10 juga akan menggunakan triple camera. Ponsel tersebut dikabarkan akan rilis Maret 2019 mendatang.
Sebenarnya Huawei sudah merilis ponsel tiga kamera pertama di dunia. Perusahaan itu juga mampu menggeser tempat Apple di market share, menjadi salah satu pembuat smartphone terbesar setelah Samsung Electronics.
Juli lalu, Samsung telah menunjukkan bahwa 10 persen smartphone yang dirilis tahun depan akan menggunakan sistem tiga kamera, untuk memberikan pembeda fitur pada konsumen.
Vendor asal China, Xiaomi dan Vivo juga bisa mengikuti jejak tersebut. LG Innotek sebagai penyedia modul kamera bagi Apple bisa menjadi salah satu trendsetter triple rear camera ini.
Analis dari Shinhan Investment, Park Hyeong Woo menyatakan bahwa LG Innotek saat ini memiliki potensi bertumbuh besar dalam beberapa tahun ke depan.
"Banyak smartphone akan datang dengan tiga lensa kamera dan kamera 3D sensing, yang memungkinkan untuk navigasi gesture, pemindai spasial dan membuat konten augmented reality," kata Park.
