Kamera Tercepat di Dunia, Mampu Ambil Gambar 10 Triliun per Detik

Ilustrasi kamera.
Sumber :
  • www.pixabay.com/fancycrave1

VIVA – Kamera tercepat di dunia diciptakan oleh tim peneliti dari California Institute of Technology, Amerika Serikat bersama Université du Québec, Kanada. Mereka membuat kamera yang mampu mengambil gambar dengan kecepatan 10 triliun per detik.

Monster Laut Raksasa Setinggi 82 Kaki Ditemukan di Pantai Inggris, Bisa Jadi Reptil Laut Terbesar

Sebelumnya, telah ada kamera yang bisa mengambil gambar 4,4 triliun per detik pada 2015. Namun, tiga tahun berselang muncullah kamera ini yang bisa mengambil gambar lebih cepat 2,5 kali lipatnya.

Dengan 'tembakan' secepat itu kamera tersebut sudah mampu merekam cuplikasi dari cahaya yang berada di luar angkasa.

3 Cara Menjual Uang Koin Rp1.000 Melati Biar Untung, Bisa Capai Rp100 Juta?

Melansir Science Alert, Selasa, 16 Oktober 2018, para peneliti memperkenalkan produk ini pada sebuah makalah yang dipublikasikan di Jurnal Light: Science & Applications.

Salah satu peneliti Jinyang Liang menyebut bahwa kamera tersebut diciptakan dengan teknologi bernama Compressed Ultrafast Photography atau CUP. Teknologi ini mampu mengunci sekitar 100 miliar frame per detik.

Investasi di Indonesia, Menperin Ingatkan Apple harus Penuhi Aturan TKDN

Namun, dengan perhitungan yang rumit, Liang bersama tim peneliti lainnya mampu membuat kamera yang bisa menghasilkan 10 triliun frame, yang mereka sebut sebagai T-Cup. Ia menyebut bahwa timnya sudah merencanakan untuk meningkatkan kecepatan produk.

"Ini merupakan prestasi tersendiri. Namun kami telah melihat kemungkinan untuk meningkatkan kecepatannya menjadi satu kuadrillion frame per detik," tegas dia. Liang dan tim peneliti lainnya berharap kamera ciptaannya ini bisa berguna untuk penelitian biomedical dan material.

Ilustrasi belanja online.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Riset ini menyebut produk fashion dan kecantikan, (masing-masing sebanyak 46%) dibeli secara online, sementara kebutuhan sehari-hari seperti makanan (34%) secara offline.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024