- www.businessinsider.com.au/Hollis Johnson
VIVA – Beberapa perusahaan besar secara diam-diam merekam setiap aktivitas pengguna iPhone melalui aplikasi. Tindakan tanpa izin itu tak hanya menangkap apa saja kegiatan pengguna di ponsel, tapi juga berpotensi dapat mengekspos data sensitif, misalnya pin kartu kredit.
Dilansir dari New York Post, 8 Februari 2019, menurut laporan Tech Crunch, "Setiap ketukan, tombol tekan dan entri keyboard dicatat, screenshot, kemudian dikirim kembali ke pengembang aplikasi.”
Sejumlah aplikasi yang melakukan perekaman layar pengguna iPhone tanpa izin itu disebutkan termasuk Hotels.com, Air Canada, Singapore Airline, Expedia, Hollister dan Abercrombie & Fitch.
Untuk melakukan perekaman layar, mereka memanfaatkan perusahaan pihak ketiga, Glassbox, sebuah firma analisis pengalaman pelanggan yang memungkinkan pengembang aplikasi untuk menanamkan teknologi ‘replay sesi’ (session replay).
Dengan tools Glassbox tersebut, pengembang dapat merekam layar pengguna iPhone dan memutarnya untuk melihat bagaimana orang menggunakan aplikasi.
Untuk menginvestigasi lebih lanjut mengenai isu tersebut, Tech Crunch meminta pakar mobile The App Analyst untuk memeriksa aplikasi yang terdaftar sebagai pelanggan Glassbox dan melihat data apa yang mereka dapatkan dari pengguna iPhone.
Hasilnya, pihak The App Analyst melaporkan, "Karena data ini sering dikirim kembali ke server Glassbox, saya tidak akan terkejut jika mereka telah memiliki contoh berupa menangkap informasi dan kata sandi perbankan yang sensitif," katanya kepada TechCrunch.
Sementara itu, pihak Apple telah memberi peringatan pada pengembang agar menghapus atau menutup penggunaan kode analitik yang memungkinkan perekaman ilegal tersebut.
"Melindungi privasi pengguna adalah hal penting bagi ekosistem Apple. Pedoman peninjauan App Store kami meminta persetujuan pengguna dan memberikan indikasi visual saat mereka (pihak aplikasi) mencatat atau merekam aktivitas pengguna," kata Apple. (ann)
