Huawei Bisa Dikudeta Honor

Huawei.
Sumber :
  • Technology News

VIVA – Honor resmi pisah ranjang dari Huawei. Meski begitu, Pendiri Huawei Ren Zhengfei menyampaikan pesan khusus kepada seluruh karyawan dari sub-merek Honor tersebut. Ia meminta agar mereka terus maju sehingga bisa melampaui kesuksesan induk perusahaan.

Duel Xiaomi dan Huawei Memanas di Ranah Mobil Listrik

Ren juga mendorong Honor agar menjaga rantai pasokannya tetap hidup dan terus dikenal sebagai merek ramah kantong. “Ingat. Anda (Honor) adalah pesaing kami di masa depan. Bukan tidak mungkin, Anda bisa menggulingkan (kudeta) Huawei. Itu yang harus menjadi slogan motivasi Anda," jelas dia, seperti dikutip dari GSM Arena, Minggu, 29 November 2020.

Baca: Ada yang Enggak Mau Lihat AS dan Huawei Berdamai

Kembangkan Sistem Berkendara Canggih, Toyota Bakal Gandeng Huawei

Honor memiliki kontribusi 26 persen dari 51,7 juta unit ponsel yang dikirim Huawei pada Juli-September 2020, menurut lembaga riset pasar Canalys. Produk Honor juga termasuk laptop, komputer tablet, TV pintar, dan aksesori elektronik. Jika Honor dapat melanjutkan produksinya, maka label tersebut dapat mempertahankan pangsa pasar.

Pada awal tahun ini, Ren mengatakan akan menjual Honor ke entitas baru bernama Shenzhen Zhixin New Information Technology, yang dibentuk dari agen dan dilernya, sehingga dapat melanjutkan sumber komponen yang saat ini dibatasi oleh sanksi Amerika Serikat (AS).

Ribuan Pegawai Kota Tangerang Terima Pencairan THR dan TPK

Pemerintah AS mengatakan Huawei adalah ancaman keamanan nasional, namun hal itu terus dibantah oleh perusahaan. “Gelombang demi gelombang sanksi AS yang berat terhadap Huawei telah membuat kami akhirnya mengerti, bahwa politisi Amerika tertentu ingin membunuh kami," tegas Ren.

Meskipun Huawei dapat mengatasi kesulitan besar ini, namun ia mengingatkan jutaan karyawan di agen dan distributor Honor di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan saat saluran penjualan 'mengering' akibat sanksi bertubi-tubi. “Kami tidak mau menyeret orang yang tidak bersalah ke dalam lubang hanya karena kami menderita,” paparnya.

Di era rezim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, posisi Huawei terus tersudutkan. Kini, Joe Biden menjadi Presiden AS terpilih, Huawei menyimpan harapan besar.

Menurut pemerintahan Trump, Huawei rentan menjadi mata-mata pemerintah China hingga pasokan chip Huawei dibatasi dan Huawei tak bisa memakai sistem operasi Android.

Ditambah lagi, putri mahkota Huawei, Meng Wanzhou, yang juga menjabat sebagai eksekutif telah ditangkap atas dugaan transaksi bisnis ilegal dengan Iran. Petinggi Huawei pun berharap pada pemerintahan Biden akan ada reset atau mengulang semuanya dari awal, membangun relasi yang baik antara Huawei dan AS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya