Naik Daun gara-gara WhatsApp, Pendiri Signal Tidak Jemawa

Pendiri Signal, Brian Acton.
Sumber :
  • Wired

VIVA – Layanan pesan instan WhatsApp tengah menjadi kontroversi setelah mengumumkan perubahan kebijakan privasi yang akan berlaku pada 8 Februari mendatang. Banyak yang merekomendasikan Signal untuk menggantikan WhatsApp, termasuk Elon Musk.

Apple Deletes WhatsApp from App Store in China

Tapi, menurut salah satu pendiri Signal, Brian Acton, WhatsApp tidak akan bisa digantikan oleh Signal. Sekadar informasi, Acton merupakan tokoh pendiri WhatsApp yang kemudian menjualnya kepada Facebook seharga US$22 miliar (Rp310 triliun) pada 2014.

Baca: Begini Cara Suntik Mati Akun WhatsApp

Apple Hapus Aplikasi WhatsApp dari App Store

"Saya tidak ingin melakukan semua hal yang telah dilakukan oleh WhatsApp," kata dia, seperti dikutip dari laman Business Insider, Kamis, 14 Januari 2021. Meski begitu, dirinya tidak merinci secara detail fitur WhatsApp mana saja yang tidak akan ditiru oleh Signal.

Ia berharap orang-orang mengandalkan Signal untuk berbicara dengan keluarga maupun teman dekat, namun terus menggunakan WhastApp untuk berkomunikasi dengan orang lain.

WhatsApp Punya Fitur Menemukan Pesan dengan Cepat

Artinya, Brian Acton mendorong orang-orang supaya menggunakan dua layanan pesan instan untuk percakapan yang berbeda. "Saya ingin memberi pilihan kepada semuanya. Ini bukanlah skenario siapa pemenangnya dan harus mengambil semuanya," tutur mantan tandem Jan Koum itu.

Signal mengalami peningkatan jumlah unduhan baru-baru ini. Pada 2018, Acton mendirikan Signal bersama Moxie Marlinspike menggunakan uang pribadinya sebanyak US$50 juta (Rp705 miliar). Signal fokus pada privasi dan berjanji untuk tidak pernah menjual data pengguna atau menampilkan iklan di dalam aplikasi.

Signal diunduh sekitar 7,5 juta kali di Apple App Store dan Google Play store, dari 6 hingga 10 Januari 2021, menurut Sensor Tower, sebuah perusahaan analisis aplikasi.

Peningkatannya mencapai 4.200 persen dari minggu sebelumnya. Opsi selain Signal adalah Telegram. Aplikasi pesan instan terenkripsi tersebut sudah diunduh lebih dari 25 juta kali setelah pengumuman berbagi data privasi pengguna WhatsApp dengan Facebook dan anak usaha lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya