Tinta Lokal Siap Bersaing dengan Tinta Impor

Tinta refill buatan produsen lokal, MIT
Sumber :
  • www.malindoimaging.com

VIVAnews - Malindo Imaging Technologies (MIT), perusahaan spesialis formula tinta yang hadir sejak tahun 2008, memperkenalkan produk tinta printer lokal pertama di Indonesia. Pabrikan tinta dari Sentul ini mempunyai dua produk tinta, yakni E1 dan F1.

“Produk ini lokal, tapi berkualitas,” klaim Christoper, Marketing Manager MIT di Jakarta, Rabu, 14 September 2011. “Raw materialnya memang diimpor dari Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Namun semua diolah lagi sampai menjadi tinta jadi di pabrik di Sentul,” ucapnya.

Selain impor, Christoper menyebutkan, pihaknya juga bekerjasama dengan perusahaan kimia luar dan dalam negeri. Khususnya untuk pembelian serta pemasok bahan baku lain.

Dari sisi kualitas, Christoper berani menantang pengguna untuk membandingkan hasil cetakan menggunakan tinta buatan mereka dengan tinta original. “Meski bahan didatangkan dari luar negeri, proses produksinya telah teruji di Indonesia,” ucapnya. 

Tinta E1, merupakan tinta untuk printer large format. Tinta jenis ini menggunakan teknologi nano particle, yakni partikel pigment dibuat menjadi sangat kecil (< 0.2 micron).

“Dengan teknologi ini, tidak ada penumpukan pigment tinta di printhead yang dapat menyebabkan clogging,” kata Christoper. “Sehingga waktu pengeringan menjadi lebih singkat dan menghasilkan cetakan terbaik,” klaimnya.

Tinta ini tersedia dalam tipe Water Based Dye, Roland FJ Series, Mutoh Series yang kompatibel dengan printer Mimaki JV2/JV22/JV4. Selain itu, ada pula tipe Solvent yang cocok untuk printhead XAAR 128/360 dan print head SEIKO 510.

Adapun tinta F1 disediakan khsusus untuk printer desktop dengan paket 100ml, 1kg, 5kg, dan 20kg. Tinta ini tersedia dalam tipe Water based Dye yang cocok untuk printer Canon dan Water Based Pigment untuk Epson.

“Untuk harga, E1 dipasarkan di harga Rp50 ribu per liter, sedangkan produk impor sejenis mencapai Rp70 ribu per liter. F1 sendiri dijual perbotol Rp22 Ribu,” kata Christoper. “Kami masuk di semua segmen dan siap bersaing dengan produk impor,” ucapnya.

Sampai akhir tahun, Christoper menyebutkan, pihaknya menargetkan tinta produksi dalam negeri ini mampu menguasai 20 sampai 30 persen pasar. “Sebagai gambaran, pangsa pasar tinta printer di Indonesia mencapai 60 sampai 80 ton liter per bulan,” ucapnya. (eh)

Misteri Motor di Jembatan Suramadu, Pengendaranya Anak Stres
Harga Emas.

Harga Emas Hari Ini 23 April 2024: Produk Antam Amblas, Global Bervariasi

Harga emas tertekan menurunnya kekhawatiran investor akan konflik Timur Tengah yang mereda.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024