BlackBerry Pertimbangkan Berhenti Produksi Ponsel

Logo BlackBerry
Sumber :
  • blackberry-fr.com
VIVAnews - BlackBerry tak menutup kemungkinan akan berhenti membuat ponsel pintar jika suatu saat bisnis perangkat ini tidak menguntungkan bagi perusahaan. 
Pendaftaran Petugas PPK Dimulai, KPU Depok Akan Rekrut 55 Orang

Hal itu disampaikan Kepala Ekekutif Perusahaan (CEO) BlackBerry John Chen, dilansir Reuters, Kamis 10 April 2014. 
Nasdem dan PKS Diskusi Ikut Koalisi atau Oposisi, Surya Paloh: Masih Dikaji, Belum Final

"Jika saya tak dapat menghasilkan uang dari bisnis handset, saya tidak akan berada di bisnis ini," ujar Chen dalam sebuah wawancara.
Pernah Jadi Puteri Indonesia, Angelina Sondakh Ungkap Kenangan dengan Mooryati Soedibyo

Potensi mendapatkan uang dari bisnis perangkat memang masih terbuka dengan catatan pengiriman perangkat mencapai 10 juta unit per tahun.  

BlackBerry yang mencapai puncak masa kejayaan perangkat pada 2011 dengan pengiriman 52,3 juta perangkat itu, kini tertarik menjajaki bisnis dengan melibatkan lain pada bidang kesehatan, jasa keuangan dan hukum. Bentuk kerjasama itu disebutkan investasi keamanan pada perangkat.

Chen mengatakan akuisisi kecil juga memungkinkan guna memperkuat penawaran keamanan jaringan BlackBerry. 

"Kami tengah membangun tim teknisi di sisi layanan dan perangkat yang difokuskan pada keamanan. Kami akan melakukan beberapa kemitraan dan berpeluang merger dan akuisisi pada keamanan," jelas Chen. 

Dia menjelaskan keamanan semakin penting menyusul kasus pengawasan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). 

Tantangan memang tengah membayangi perusahaan asal Kanada itu. Pada Maret lalu, BlackBerry merugi US$423 juta atau setara Rp4,8 triliun secara kuartal dan mengalami penurunan pendapatan sebesar 64 persen. 

Meski merugi, Chen menegaskan, kas perusahaan tetap pada angka positif pada akhir tahun fiskal saat ini. Untuk itu ia telah mematok strategi jangka panjang guna mempertahankan performa perusahaan. 

BlackBerry, kata dia, juga mempertimbangkan merambah bisnis M2M atau Machine to Machine menjadi bisnis utama. 

"Kami tak hanya tertarik mengelola perangkat BlackBerry. Kami tertarik mengelola semua perangkat yang Anda ingin berbicara satu sama lain," kata dia. 

Untuk mencapai bermain di bisnis M2M, katanya, butuh kemitraan lebih dengan pihak lain, termasuk partisipasi perusahaan telekomunikasi. 

Ditegaskan Chen, BlackBerry tetap bertekad akan menjaga pelanggan korporasi, guna menaikkan posisi BlackBeer sebagai perusahaan teknologi utama. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya