Mengapa Jaringan Internet Rumah Rawan Serangan Siber

Ilustrasi kecanduan internet.
Sumber :
  • http://mrasyiduddin.blogspot.com
VIVA.co.id
Netflix Datang Menghibur, Tapi Indonesia Dapat Apa?
- Mayoritas rumah tangga di Indonesia yang terhubung dengan jaringan internet berisiko mendapatkan serangan siber. Serangan siber tersebut berhasil diungkap oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Avast Software.

Demi Internet Merata, Menkominfo Tak Peduli Teknologinya

Chief Executive Officer (CEO) Avast, Vince Steckler, mengatakan
Mengenal Kode Baru 451 di Internet
router yang digunakan rata-rata rumah tangga tidak memiliki keamanan yang mamadai. Sehingga celah tersebut menjadi jalur utama untuk para peretas menjangkit jutaan pengguna jaringan internet di rumah Indonesia.


"Riset kami juga mengungkapkan bahwa mayoritas router rumah di Indonesia tidak aman. Jika router tidak diamankan secara layak, para penjahat siber dapat dengan mudah mendapatkan akses atas informasi pribadi, termasuk informasi keuangan, user name dan password, foto, serta history penggunaan," ungkap Steckler, Rabu, 3 Juni 2015.

Menurut survei Avast, hanya sepertiga dari orang Indonesia yang percaya bahwa jaringan rumah mereka aman dan 30 persen dari responden melaporkan kalau mereka pernah menjadi korban hacker.

Dalam penelitiannya, perusahaan solusi keamanan internet ini menemukan lebih dari separuh dari seluruh router hanya dilindungi kata sandi yang umum digunakan, sehingga mudah dibajak oleh para peretas, seperti admin/admin atau admin/password, atau admin/.

Avast menyebutkan salah satu risiko terbesar pada jaringan WiFi adalah pembajakan DNS. Pembajak menggunakan malware untuk mengeksploitasi kerentanan pada router yang tidak dilindungi dan secara sembunyi-sembunyi meneruskan pengguna dari situs web yang mereka ketahui, seperti situs web bank, ke situs palsu yang sengaja dibuat menyerupai yang asli.

Kemudian setelah itu, ketika pengguna log-in, pencuri menyimpan berbagai data rahasia yang dimasukkan dan menggunakannya untuk masuk ke situs yang asli.

Steckler mengemukakan situasi saat ini serupa dengan apa yang terjadi pada perangkat PC di tahun 1990-an. Pada saat itu terjadi kombinasi mengentengkan masalah keamanan dan munculnya berbagai ancaman baru setiap harinya.

"Perbedaan utamanya adalah bahwa saat ini orang semakin banyak menyimpan informasi pribadi dalam perangkat mereka dibandingkan dulu. Konsumen membutuhkan alat yang tangguh, namun mudah digunakan yang dapat menangkal serangan sebelum terjadi," tuturnya.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Avast memperkenalkan Avast 2015 sebuah solusi keamanan jaringan pertama di dunia yang melindungi pengguna dari ancaman-ancaman jaringan rumah, seperti pembajakan DNS dan password yang lemah. Avast 2015 kini tersedia dalam versi gratis dan berbayar di situs Avast.
Danny Januar

Daftar Tiga Desa Jadi Percobaan Internet Terpadu

Tiga desa itu akan dikawal oleh startup

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2016