Ide Kontroversial Memerkosa Robot Seks

Ilustrasi robot seks
Sumber :
  • www.engadget.com

VIVA – Perkembangan robot seks yang kian masuk di pasar global mengundang keprihatinan para pakar. Satu hal yang dirasakan para ahli kecerdasan buatan, tumbuhnya robot seks menimbulkan dilema moral, hukum sehingga berpotensi merusak tatanan sosial. 

Keren! Robot Seks Bisa Tahu Perasaan Manusia

Robot seks dengan sentuhan teknologi kecerdasan buatan memang mengubah cara manusia berpikir tentang seks. Robot seks bisa semirip manusia merespons pasangannnya. Namun demikian, para pakar takut dengan perkembangan tersebut. 

"Manusia berhubungan seks dengan bukan manusia, yang itu tak memiliki persetujuan untuk melakukan seks. Ini seperti seks anak-anak dengan orang dewasa, yang dianggap tak sah dan tak etis. Demikian juga halnya seks antara manusia dengan hewan," ujar profesor robotik dan etika, Robin Mackenzie dikutip dari Sputniknews sebagaimana dilaporkan The Express, Senin 8 Januari 2018. 

Selain Bergairah, Robot Seks Ini Bisa Ngobrol Soal COVID-19

Mackenzie mengkritik, robot seks diperlakukan seperti manusia dan diyakini sebagai pasangan seksual intim yang emosional. Namun, kata dia, di sisi lain, robot seks tidak bisa dikategorikan barang atau binatang. Dalam titik ini memang robot seks menimbulkan dilema.

"Manufaktur, pembuat hukum dan ahli etik memperlakukan robot sebagai sesuatu hal (baru), tapi robot seks masa depan lebih dari sekadar hal tersebut," jelas pakar robotik Sekolah Hukum Kent, Chicago, Amerika Serikat.

Virus Corona Menggila, Produsen Robot Seks Buka Lowongan Besar-besaran

Hal lain yang makin kontroversial yakni pengajuan robot seks untuk mencegah tindakan kriminal misalnya pemerkosaan. Gagasan ini disampaikan oleh salah satu penulis Noel Sharkey dalam laporan Our Sexual Future With Robots terbitan Foundation for Responsible Robotics. 

Sang penulis menawarkan gagasan robot seks bisa menolak cumbuan manusia sehingga manusia bisa memerkosa robot tersebut. 

"Beberapa orang mengatakan lebih baik memerkosa robot seks dibanding memerkosa orang betulan," jelas Sharkey.

Namun dia menyadari, ada sebagian orang lain yang menentang ide tersebut. Memerkosa robot seks malah akan memunculkan lebih banyak lagi pemerkosa.

Dilema lain dari munculnya robot seks yakni apakah benar teknologi seks itu bisa menekan pelecehan seksual lainnya. Sebab ada sebagian orang yang meyakini boneka seks anak-anak bisa membantu terapi pencegahan sampai menghentikan aksi paedofil. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya