Gojek Disuntik Asing, Ini Kata Bos Blibli

Kusumo Martanto, Chief Executive Officer (CEO) Blibli.com
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Al Amin Nasution

VIVA – Setelah Gojek disuntik dana oleh perusahaan asing seperti JD.com dan Google, pembicaraan mengenai maraknya investor asing masuk ke perusahaan teknologi Indonesia semakin kencang. Pro dan kontra investasi asing pada startup lokal kembali menghangat. 

Penipu Makin Jago, GoFood Kian Peduli Keamanan Data Pribadi

Terkait hal itu, Chief Executive Officer Blibli.com, Kusumo Martanto mengatakan, investor asing melihat adanya peluang besar di pasar Indonesia makanya mereka berani untuk masuk.

"Investasi akan semakin berkembang. Semakin banyak startup, teknologi finansial, dan lain-lain akan mendapatkan investasi yang banyak juga dari luar," jelas Kusumo ditemui di Jakarta, Kamis 1 Februari 2018.

Nilai Bisnis juga Tidak Kalah Penting di Era Digital

Menurutnya, investasi untuk perusahaan teknologi jumlahnya sangat besar. Investor lokal, menurutnya, masih mencari nilai keuntungan dari industri teknologi. Sektor industri teknologi yang terbilang masih baru ini dianggap belum memperlihatkan keuntungan yang berarti.

Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara melihat investasi asing bukanlah menjadi masalah untuk masuk ke Indonesia. Masuknya asing ke perusahaan teknologi Indonesia menunjukkan, meningkatnya kepercayaan negara lain pada Indonesia. 

Japan-Indonesia Innovation Summit 2022 Wadah Global Startup Lokal

"Juga menunjukkan kepercayaan masyarakat internasional pada sektor digital di Indonesia. Pemerintah juga membuat kemudahan regulasi yang tidak ketat," ujarnya.

Ia menuturkan, masuknya investor asing harusnya dimanfaatkan investor lokal untuk ikut dalam ekosistem ini. Menurutnya, investor lokal bila masuk ke perusahaan teknologi nasional bisa mengundang investor asing masuk lebih banyak lagi.

Aksi korporasi yang dilakukan Google bersama Temasek Holding dan Meituan-Dianping dengan menyuntikkan dana segar kepada Gojek sebesar US$1,2 miliar atau Rp16,2 triliun, membuat peta persaingan bisnis layanan transportasi online semakin ketat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya