Mantan Bos Telkom: Gojek Sukses karena Jual Masa Depan

Helm khas Gojek
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA – Industri teknologi saat ini memang sedang menanjak. Beberapa investor asing, misalnya, tak ragu untuk menggelontorkan sejumlah uang pada perusahaan rintisan atau startup teknologi . 

GoTo Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Manajemen Ungkap Penyebabnya

Sekarang ini, startup teknologi memang banyak macamnya. Contohnya yaitu perusahaan dengan banyak aset yang biasanya ada di perusahaan besar seperti Telkom ataupun perusahaan yang tidak bergantung pada aset, misalnya Gojek, Tokopedia, dan sebagainya. 

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, di Indonesia persaingan perusahaan teknologi itu saat ini dimenangkan oleh Gojek, Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia. Menurutnya, valuasi gabungan keempatnya lebih besar dari nilai kapitalisasi nilai gabungan perusahaan telekomunikasi seperti XL, Indosat, dan Smartfren. 

Soal Rencana Buyback Saham, Dirut Goto Kedepankan Prinsip Kehati-hatian

"Karena model bisnisnya berbeda. Satu, sama-sama berbasis tidak bergantung pada aset, lain dengan perusahaan yang tidak," ujar Rudiantara ditemui dalam peluncuran buku “Untold Story IPO Telkom di NYSE dan BEJ” di Jakarta, Kamis 15 Februari 2018. 

Pandangan senada disampaikan mantan Direktur Utama PT Telkom Tbk yang juga penulis buku “Untold Story IPO Telkom di NYSE dan BEJ”, Setyanto P. Santosa. Ia melihat, saat ini adalah masa depan bisnis startup teknologi. Perusahaan seperti Gojek menjual mimpi untuk maju ke depan.

Goto Dapat Komisi dari TikTok Shop-Tokopedia per 1 Februari 2024

"Teknologi itu sulit, ketat. Perkembangannya cepat sekali. Investasinya tinggi jadi kalau jual jaringan saja, akan diterpa dengan yang jual future, seperti Gojek," jelasnya. 

Transportasi online Gojek.

Mantan bos Telkom itu mengatakan, neraca bisnis pada kebanyakan perusahaan yang tidak bergantung aset sebenarnya belum mengarah ke arah positif. Namun kembali lagi, kata dia, orang percaya karena perusahaan ini lebih bisa melihat ke depan. 

Dalam sambutan peluncuran buku tersebut, Rudiantara mengingatkan Telkom untuk ikut berubah juga, agar perusahaan telekomunikasi BUMN itu tetap bertahan di era perubahan digital ini. Setyanto melihat mantan perusahaannya itu sudah berusaha untuk berubah dengan menggantikan SDM yang senior dengan yang lebih muda dan cakap dalam melihat zaman.

Soal penolakan perusahaan teknologi untuk beradaptasi dengan tren saat ini, Setyanto melihat hal itu tidak bisa terjadi. "Enggak bisa. Otomatis nanti mereka enggak akan tahan untuk berubah (lebih menerima)," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya