Tak Gerus Bank, Fintech Diklaim Saling Melengkapi

Ilustrasi fintech.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Terdapat isu mengenai financial technology (fintech) hadir diibaratkan menjadi rival bank tradisional. Namun menurut co-founder Alpha JWC Venture, Jefrey Joe, tak ada rivalitas di sana tapi lebih menyempurnakan satu sama lain. 

Revisi UU ITE Disahkan, Privy Siap Amankan Transaksi Keuangan Digital

"Mereka ada rulenya masing-masing. Menurut saya mereka complimenting each others," jelasnya di Jakarta, Rabu, 18 April 2018. 

CEO Modalku, Reynold Wijaya juga tidak setuju isu fintech akan menggerus perbankan. Menurutnya tak ada bukti bahwa itu bisa terjadi. 

Inovasi untuk Menciptakan Produk yang Sesuai Kebutuhan

Ia menuturkan kejadian di China bisa dijadikan contoh bahwa perkembangan fintech juga diikuti pertumbuhan bank internasionalnya. Fintech dianggap menjadi langkah maju saat orang-orang tak bisa masuk ke perbankan. 

"Memang ada tanggapan seperti itu. Tapi ada enggak bukti yang menunjukkan itu terjadi. Sama sekali itu hanya opini yang buat kami sebenarnya tidak make sense," jelasnya. 

Kiat Bijak Memilih Layanan Pinjaman Fintech: Produktif atau Konsumtif?

Menurut Jefrey, perbedaan keduanya lebih kepada bagaimana cara meraih pelanggannya. Kalau tradisional bank lebih langsung pendekatannya sedangkan fintech lebih fokus pada pengumpulan data real-time konsumennya. Mereka memberikan apa yang konsumen butuhkan. 

Jefrey menambahkan bahwa Fintech di Indonesia masih baru, berbeda dengan negara lain. Generasi ini menjadi generasi pertama di Indonesia, menurut Jefrey. Beda dengan di China, Fintech sudah melebarkan sayap ke sektor lain menjadi bank dan asuransi. 

Baik Jefrey dan Reynold setuju bahwa Fintech di Indonesia sudah siap untuk jadi Unicorn Indonesia selanjutnya. Dari funding dan valuasi yang sudah siap, Jefrey menuturkan, 2 hingga 3 tahun lagi perusahaan Fintech sudah bisa menjadi unicorn. 

Reynold menanggapi bahwa semua sektor bisa menjadi unicorn, termasuk fintech jika ada dukungan termasuk dari sumber dayanya. 

"Pasti bisa. Enggak hanya Fintech, tergantung timnya dan tergantung dia punya solusi produknya. Banyaklah macemnya," tutur Reynold.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya