Ajang 'Kawin' Startup dan Investor Baiknya sampai ke Daerah

Ilustrasi startup.
Sumber :
  • www.pixabay.com/geralt

VIVA – Pertumbuhan perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air terus berkembang. Startup muncul bukan hanya di kota besar, namun tumbuh juga di berbagai daerah. 

Penipu Makin Jago, GoFood Kian Peduli Keamanan Data Pribadi

Untuk itu, Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf, didorong bukan hanya mendukung forum ‘perkawinan’ antara startup dan investor di kota besar saja. Mengingat startup juga muncul dan tumbuh di daerah, Bekraf dipandang untuk menciptakan wadah pertemuan antara startup dan investor di daerah.

"Mungkin untuk ke depan, Bekraf bisa mengadakan acara-acara di daerah pelosok yang belum terjamah, karena selama ini kegiatan lebih berpusat di Jakarta. Sebenarnya banyak startup yang berpotensi di daerah-daerah Indonesia," ujar pengembang startup Tonijoy, Ilham Akbar dalam keterangannya, Sabtu 28 April 2018.

Nilai Bisnis juga Tidak Kalah Penting di Era Digital

Ilham merupakan salah satu startup yang menjadi peserta seminar yang mempertemukan startup lokal dengan investor, yakni seminar Global Ventures Summit (GVS) di Jakarta, pada 25-26 April 2018. 

Forum ‘kawin’ dengan investor itu diikuti setidaknya 250 startup lokal. Dalam seminar tersebut, ratusan startup itu mengikuti program Empowering Scalable Technologies in High Growth Markets GVS 2018 yang diprakarsai Parkpine Capital ini.

Japan-Indonesia Innovation Summit 2022 Wadah Global Startup Lokal

Harapannya, startup lokal Indonesia bisa bertemu dan menjalin kerja sama dengan investor pilihan dari Silicon Valley. 

Ilham mengatakan, kontribusi Bekraf selama ini dalam membangun ekosistem startup sudah terbilang lumayan. Dia berpandangan, Bekraf bisa memberdayakan startup-startup di Indonesia. 

Ajang belajar startup dan investor

Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Bekraf, Muhammad Neil El Himam mengemukakan, Bekraf sangat mendukung GVS.  

"Kenapa kami support GVS, karena ingin membangun ekosistem digital yang lengkap di Indonesia. Di sini ajang bertemunya para startup baik yang baru mulai sampai yang sudah diinves dengan para investor," ujar Neil. 

Menurutnya, GVS menjadi ajang belajar bagi startup dan investor. Startup bisa belajar menjual produk mereka dari pengalaman investor, sebaliknya investor juga belajar dalam investasi. 

Neil mengungkapkan, dibandingkan GVS tahun lalu yang diselenggarakan di Bali, peserta GVS tahun ini lebih banyak. 

"Dari sisi investor memang lebih banyak di Bali, namun dari sisi startup masih lebih banyak di Jakarta. Tahun ini, startup yang hadir lebih dari 250," ujarnya.

Dia berharap, dengan GVS itu, banyak startup lokal yang berhasil mendapatkan investasi maupun teknologi yang dikerjasamakan dengan investor. Startup lokal diharapkan juga punya jaringan lebih luas, selepas dari GVS. 

"Selain itu, Bekraf menjadi lebih tahu kondisi startup. Apa kebutuhan mereka, tidak hanya mengenai pendanaan, tapi kebijakan, standardisasi, dan aturan perlu dibenahi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya