Ada Duit Rp200 Triliun, Startup Ini Bikin Satelit Hujan Meteor Buatan

Ilustrasi penampakan hujan meteor.
Sumber :
  • REUTERS/Amir Cohen

VIVA – Perusahaan rintisan atau startup asal Jepang bernama ALE sedang dalam tahap akhir pembangunan dua satelit mikro. Rencananya, satelit tersebut bisa menghasilkan hujan meteor buatan.

Angin Segar untuk Startup Pemula

Menurut Kepala Eksekutif ALE, Ko Kamachi, peluru kecil yang dibawa oleh dua satelit ini bisa diprogram untuk menghasilkan warna, serta menciptakan berbagai ukuran berbeda untuk efek hujan meteor.

"Kami memang berencana untuk memberikan pertunjukan bintang jatuh buatan kepada masyarakat. Teknologi ini siap beroperasi tahun 2020," katanya, dikutip melalui situs ITV, Jumat 20 Juli 2018.

Kunjungi Station F di Paris, Anindya Bakrie Ungkap Rencana Bangun Kampus Startup di IKN

Mengenai pendanaan, Kamachi mengaku telah memperoleh dana sebesar 15,4 juta poundsterling (Rp286,5 triliun) untuk pembuatan satelit. Masing-masing satelit dapat menampung sekitar 400 peluru, atau cukup untuk 20 hingga 30 peristiwa hujan meteor buatan.

Ia melanjutkan, setiap pertunjukan akan dapat dilihat hingga 200 kilometer jauhnya. Peluru akan bersinar selama beberapa detik sebelum mereka terbakar seperti bintang jatuh.

Startup Kripto Ini sedang Bahagia

Kamachi menyebut akan mengujicoba satelit pertamanya melalui Badan Antariksa Jepang (Japan Aerospace Exploration Agency/JAXA) pada 2019.

Dipilihnya tahun depan karena selaras dengan penandaan ulang tahun ke-50 manusia pertama ke Bulan. Roket sektor swasta akan membawa kedua satelit mikro tersebut.

"Mereka dapat bertahan di ruang angkasa sekitar dua tahun. Kami juga berencana mendorong satelit bekas ke atmosfer pada orbit yang ditargetkan. Tujuannya untuk menciptakan bintang jatuh raksasa buatan," jelas Kamachi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya