Mencari Inovasi yang Bisa Selamatkan Gizi pada Ikan

Seorang perempuan mengangkat ikan tongkol hasil tangkapan nelayan di pantai Batulayar, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, NTB
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA – Ikan dianggap sebagai salah satu sumber penting dalam makanan pokok. Di dalamnya banyak terdapat gizi yang menyehatkan tubuh. Namun sayang, sebagian besar makanan bergizi tersebut terbuang karena rendahnya penerapan yang baik pascapanen.

Trik ala Tasya Kamila agar Anak Gak Gampang Sakit, Bisa Dicontek Bun!

Tidak hanya memiliki protein hewani, ikan juga memiliki sumber mikronutrien, mineral dan asam lemak esensial yang baik untuk tubuh. Dari 100 gram ikan Tongkol, misalnya, mengandung 56 persen asupan protein yang direkomendasikan untuk orang dewasa, dan 100 persen untuk anak usia 4 sampai 9 tahun.

Sayangnya, dikatakan Country Manager GAIN (Global Alliance for Improved Nutrition) untuk Indonesia, Ravi Menon, saat ini teknologi yang tepat untuk menyimpan, memasarkan, dan mendistribusikan ikan masih dirasa kurang di Indonesia. Akibatnya, kualitas ikan untuk konsumsi masyarakat lokal pun terbilang masih sangat rendah.

Rencana AS untuk Melarang TikTok Memicu Perpecahan Nasional

"Setiap tahunnya, menurut data yang beredar, tingkat kerugian pasca-panen ikan segar yang diderita Indonesia mencapai 25 persen. Jika kehilangan makanan ini diubah menjadi nutrisi yang hilang, setiap tahunnya masyarakat Indonesia kehilangan hingga 16.500-27.500 metrik ton protein ikan," kata Menon, yang memimpin GAIN sebagai organisasi non-profit.

GAIN pun akhirnya membentuk I-PLAN (Indonesia-Postharvest Loss Alliance for Nutrition), sebuah program khusus yang dirancang untuk mengurangi hilangnya nutrisi di sepanjang rantai pasokan pangan. Program ini juga menggandeng Kementerian Kesehatan dan mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Luhut Ungkap Rencana China Tanam Ratusan Hektare Padi di Kalimantan

Kompetisi 'Innovation Challenge' ini diusung untuk mencari 10 finalis yang memiliki ide teknologi atau inovasi baru yang dapat diadopsi oleh pelaku rantai pasokan ikan segar lokal, untuk mengurangi Post-Harvest Loss (PHL) atau kerugian pasca-pangan, yang umumnya menimpa beberapa titik kritis seperti tempat pendaratan ikan, transportasi dan distribusi, pengecer di pasar dan penjual pinggir jalan, sistem penyimpanan kecil, dan bahan alternatif pengganti es. 

Pendaftaran kompetisi akan resmi dibuka pada tanggal 11 Oktober 2018, dengan batas pengajuan aplikasi terakhir pada tanggal 16 November 2018. Disediakan hadiah total sebesar 350 juta rupiah untuk 5 hingga 10 pemenang. Para pemenang juga berkesempatan untuk mendapatkan grant dengan nilai total 1 miliar rupiah, untuk melakukan uji-coba prototype di Surabaya dan Probolinggo. 

Calon peserta dapat langsung mendaftarkan ide mereka ke situs ini dengan menyertakan profile perusahaan atau rencana bisnis (business plan).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya