5 Hal yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Bikin Startup

Ilustrasi startup.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Perusahaan rintisan atau startup tengah menjadi tren bisnis yang berkembang di kalangan generasi muda, tak terkecuali di Indonesia. Negara ini juga masuk lima besar dalam kategori negara yang paling banyak memiliki startup.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

Berdasarkan keterangan dari Startup Ranking, Rabu, 26 Desember 2018 menyebut, pada awal 2018 tercatat jumlah perusahaan rintisan di Indonesia mencapai 1.075. Angka ini membawa Indonesia ke posisi keempat, tepat di bawah Inggris dengan jumlah 2971.

Posisi pertama ditempati Amerika Serikat yang memiliki 28.794 startup dan India 4.713 startup. Data juga menunjukkan bahwa sebagian besar founder-nya berasal dari generasi Y.

BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan untuk mengawali mendirikan startup? Berikut ini ulasannya.

1. Dimulai dengan ide yang sederhana

Industri Laboratorium Makin Kinclong, Lab Indonesia 2024 Soroti Hal Ini

Ide bisa didapat berdasarkan permasalahan yang kita temui sehari-hari. Memulai bisnis tidak boleh terpaku oleh tren. Pebisnis harus memiliki ide kreatif agar memiliki ciri khas, sehingga berbeda dengan startup lain.

2. Tentukan analisa pasar dan target audience

Kedua hal ini merupakan aspek penting yang menentukan taraf kesuksesan. Pebisnis harus memahami kebutuhan yang belum dipenuhi startup lain, dan hadir untuk memberi layanan tersebut.

Setelah menentukan segmentasi target audience, lakukan juga analisa pasar. Di antaranya mencakup analisa kompetitor dan siapa target yang disasar. Analisa pasar berguna untuk mengetahui perkembangan perusahaan kompetitor dan mengetahui strategi mereka.

3. Bekerja berdasarkan timeline

Untuk menuju kesuksesan pebisnis harus menentukan apa saja yang harus dilakukan, dan menyusun prioritas yang ingin dicapai dalam periode waktu tertentu, untuk mengukur perkembangan bisnis.

4. Mengikuti kelas dan workshop bisnis

Menghadiri beberapa kelas dan workshop mengenai startup akan membantu pebisnis untuk belajar lebih dalam, dan mendapat inspirasi dari generasi yang telah sukses dalam menjalankan bisnisnya.

Contoh salah satu kelas yang bisa diikuti ialah DBS BusinessClass, program yang dirancang untuk UKM (usaha kecil menengah) ini ditujukan untk membantu pebisnis dalam mengembangkan usahanya melalui program-program yang mendukung kesuksesan.

5. Kerja sama dengan perbankan

Suatu bisnis tidak akan berjalan seimbang apabila tidak dibarengi dengan kondisi keuangan yang memadai. Masalah umum pegiat startup ialah lalai dalam membuat prediksi akurat dalam mengelola perusahaan.

Oleh karena itu, kerjasama dengan institusi perbankan sebagai mitra merupakan salah satu solusi agar kita dapat fokus mewujudkan bisnis yang diimpikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya