Grab Sabar Menanti Aturan Ojol Kerja 8 Jam Sehari

GrabBike Lounge.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah

VIVA – Rancangan Peraturan Menteri (RPM) terkait ojek online, kabarnya juga mengatur batas maksimal pengemudi dalam bekerja, menjadi delapan jam sehari. Hal itu bertujuan demi menjaga keselamatan pengemudi maupun penumpang.

Isuzu Pamer Teaser V-Cross Facelift, Meluncur Sebentar Lagi

Menanggapi hal ini, Head of Public Affairs Grab Indonesia, Tri Sukma Anreianno mengatakan, Grab Indonesia menunggu hasil akhir dari Kementerian Perhubungan dan akan tetap taat pada peraturan yang telah dibuat.

"Kami mengajak semua pihak untuk bersabar dan memberikan waktu kepada pemerintah untuk menampung masukan dari berbagai pihak, karena kompleksitas Indonesia yang wilayahnya luas dan beragam," katanya kepada VIVA saat dihubungi melalui pesan instan WhatsApp, Selasa, 12 Februari 2019.

Mantan Bos Gojek Bikin Motor Listrik, Ini Bocoran Wujudnya

Grab juga menyambut baik peraturan yang tengah dirancang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tersebut. Menurutnya RPM ini diciptakan untuk kepentingan masyarakat.

Selain Kemenhub yang tengah menggodok peraturan ojek online, Mahkamah Konstitusi baru-baru ini juga menggulirkan aturan mengenai penggunaan gadget saat berkendara, termasuk untuk keperluan melihat alat bantu navigasi atau GPS.

Proyek Kereta Cepat Dilanjutkan Sampai Surabaya, Luhut Bentuk Tim Percepatan dengan China

Selama ini, sebagian pengemudi ojek online baik motor maupun mobil, menggunakan GPS untuk memudahkan pencarian alamat. Namun MK menyatakan, kebiasaan seperti itu justru akan membahayakan jiwa pengemudi dan penumpang.

Terkait larangan penggunaan GPS itu, Grab menyambut baik inisiatif pemerintah karena telah menciptakan regulasi untuk kepentingan masyarakat. Sebagai perusahaan yang menjunjung tata kelola yang baik, mereka senantiasa menaati peraturan yang berlaku di wilayah operasinya.

Senada dengan Grab, VP Corporate Affairs Gojek, Michael Say juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam mengeluarkan peraturan ini. Namun dirinya beranggapan peraturan itu bukan untuk melarang pengemudi menggunakan GPS, lebih kepada pelarangan saat mereka beroperasi.

"Kalau mau cari alamat menggunakan GPS seharusnya sebelum berkendara. Jadi enggak boleh dipegang satu tangan misalnya. Itu pemahaman saya," katanya. (ann)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya