Ternyata, Polisi Pakai Teknologi Qlue untuk Tangkap Buronan

Kamera pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV) terpasang di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Co-Founder and Chief Technology Officer Qlue, Andre Hutagalung mengatakan, saat ini Qlue sudah memiliki beberapa solusi smart city, salah satunya adalah QlueVision. Solusi itu berguna menganalisis pengguna jalan dengan memanfaatkan artificial intelligence atau kecerdasan buatan.

Ahli Nuklir UGM Jadi DPO Kasus Penggelapan Rp 9,2 Miliar, Begini Kronologinya

"QlueVision bisa dibilang masih seumur jagung karena baru diumumkan di awal tahun di beberapa kota, seperti Jakarta, Manado, Bengkulu, Bandung. Total kamera CCTV yang terkoneksi sudah di atas 10 ribu, dan ke depannya di tahun ini akan terus bertambah 100-200 video analitik setiap bulannya," katanya, di Jakarta, Kamis malam 9 Mei 2019.

Solusi ini telah digunakan kepolisian untuk mencari dan menangkap pelaku kejahatan, seperti daftar pencarian orang (DPO). Sisi lainnya bisa digunakan untuk identifikasi perilaku manusia, identifikasi wajah, hitung kendaraan dan identifikasi pelat kendaraan.

Ubah Hasil Pemilu 2024, Tujuh Anggota KPPS Berstatus DPO Polres Tapanuli Tengah

Program lainnya ialah QlueSense. Program ini akan memantau persimpangan jalan dengan kamera CCTV. Ketika melihat ada pelanggaran, peringatan akan datang dari suatu dashborad atau yang biasa disebut dengan command center.

QlueSense menggabungkan artificial intelligence atau AI dengan CCTV, Internet of Things atau IoT dengan smart speaker dan teknologi mobile. Sehingga ke depannya persimpangan jalan akan dipantau oleh komputer untuk mendukung penegakan disiplin pengguna jalan raya.

Berlaku Progresif, Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura Bakal Libas 31 Pelaku Tindak Pidana

"Kalau petugas untuk mengawasi selama 24 jam kan sulit. Nah solusi yang kita kembangkan di awal tahun ini juga akan berperan aktif untuk membantu pemerintah," ujarnya.

Qlue tidak hanya mengembangkan aplikasi pelaporan dan media sosial saja, melainkan juga pengembangan teknologi AI, teknologi mobile dan IoT. Sehingga perusahaan rintisan anak bangsa itu mengaku tidak hanya menjadi layanan publik, melainkan juga membantu sektor swasta dan pemerintah dalam smart city dan video analitik.

"Sistem pelaporan yang ada di aplikasi ternyata juga dibutuhkan di dunia private sector. Jadi laporan dilakukan oleh pegawai dan ditindaklanjuti oleh divisi tertentu. Saat ini klien di enterprise dan government jumlahnya 50:50, seimbang," katanya. (ali)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya