Status Unicorn Percuma, Besok Bisa Saja Mati

Ilustrasi unicorn.
Sumber :
  • www.techcrunch.com

VIVA – Platform marketplace business to business (B2B) Ralali.com berusia enam tahun tahun ini. Pendiri dan Kepala Eksekutif Ralali.com, Joseph Aditya, memandang selama enam tahun berada di industri ini, Indonesia sudah berada di atas negara-negara lain di ASEAN.

Tuntutan Gaji Ivan Toney Bikin Kapten Bruno Fernandes Kesal

"Karena, kan, bisnis modelnya kita terus. Cara kita mengadopsinya pun sudah berkembang jauhlah," katanya di Jakarta, Selasa 30 Juli 2019.

Ia juga mengaku jika dahulu tidak ada pemain besar, berbeda dengan saat ini yang sudah banyak termasuk perusahaan dengan status unicorn.

Shin Tae-yong Bicara Kekuatan Australia U-23

"Saya melihat akan banyak konsolidasi atau pembelian perusahaan lain. Jadi status unicorn itu useless buat saya. Hari ini unicorn, besok bisa saja mati," jelas Aditya.

Lebih lanjut ia mengatakan, di industri business to customer (B2C), pemainnya hanya akan ada 1-2 saja. Konsep dengan pelaku industri sedikit ini sudah ada di beberapa negara lain seperti China dan Amerika Serikat.

Pemain Indonesia U-23 Sedang Down, STY Berharap Suporter Bantu

Sama halnya dengan B2B, yang pada akhirnya juga hanya akan ada sedikit pemain. "Tapi, Indonesia masih jauh dari konsep itu. Karena, masih ada dinamika yang terjadi di industri ini," ungkap Aditya.

Unicorn merupakan istilah yang sangat familiar di dunia perusahaan rintisan atau startup. Istilah unicorn digunakan untuk mendeskripsikan perusahaan privat yang telah mengantongi valuasi lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp14 triliun.

Istilah unicorn di dunia startup pertama kali diperkenalkan oleh pemodal kapital Aileen Lee pada 2013. Ia menggunakan istilah unicorn untuk mendefinisikan perusahaan teknologi yang dinilai memiliki ide dan solusi tak biasa dengan valuasi lebih dari US$1 miliar.

Valuasi startup merupakan nilai ekonomi dari bisnis yang digeluti suatu perusahaan rintisan. Valuasi biasanya dijadikan acuan untuk mengukur seberapa besar potensi bisnis sebuah perusahaan.

Saat ini, Indonesia baru memiliki empat unicorn, yaitu Gojek, Bukalapak, Tokopedia dan Traveloka, yang mana semuanya diklaim milik Singapura berdasarkan riset Google dan Temasek. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya