Nyerah karena COVID-19, Aplikasi Transportasi Online Pilih PHK Massal

Layanan Uber.
Sumber :
  • Instagram/@uber

VIVA – Aplikasi transportasi online Uber akan memangkas (PHK) secara massal 3.700 pekerja, atau sekitar 14 persen dari total tenaga kerjanya secara global. Pengurangan ini berkaitan dengan wabah Virus Corona COVID-19 yang telah merusak bisnis mantan pesaing Grab dan Gojek tersebut.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Dikutip dari situs Bussines Insider, Kamis, 7 Mei 2020, Kepala Eksekutif Uber, Dara Khosrowshahi, melaporkan kondisi perusahaannya saat ini yang mengalami penurunan drastis. Volume perjalanan di segmen kendaraan angkut orang sangat rendah sehingga perekrutan baru dihentikan sementara.

"Oleh karena itu, kami akan mengurangi tim dukungan pelanggan dan tim rekrutmen. Dengan sangat terpaksa kami melakukan PHK dalam waktu dua minggu ke depan," ungkap Dara.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Ia juga setuju untuk melepas gaji pokoknya sebesar US$1 juta atau Rp15 miliar hingga akhir tahun. Menurut Dara, PHK setidaknya akan menghabiskan biaya pesangon dan tunjangan hingga US$20 juta atau Rp302 miliar.

Hingga saat ini Uber memiliki 26.900 karyawan di dunia pada Desember 2019 dengan pembagian 10.700 di Amerika Serikat (AS) dan 16.200 di negara lain. Wabah COVID-19 telah membuat aplikasi transportasi online, termasuk Uber, di beberapa perusahaan dunia menurun.

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Kondisi Debitur Terdampak COVID-19 Kembali Normal

Ini terbukti dengan pendapatan Uber dan Lyft yang ikut anjlok. Namun Uber lebih beruntung karena memiliki layanan Uber Eats, meski belum jelas seberapa banyak pertumbuhan yang bisa mereka raih dari layanan tersebut.

"Bisnis makan kami telah menjadi sumber pendapatan penting saat ini, terutama untuk restoran yang terkena kebijakan penguncian wilayah (lockdown)," paparnya. Sedangkan Lyft yang hanya beroperasi di negeri Paman Sam (AS) mengatakan, pada akhir April lalu, telah melakukan PHK terhadap 1.000 karyawan atau 17 persen dari total tenaga kerjanya.

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong akan mengundurkan diri dari jabatannya bulan depan. Wakilnya, Lawrence Wong, yang nantinya akan mengambil alih jabatan ter

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024