Penggabungan Gojek dan Grab Tinggal Tunggu Waktu

Ilustrasi Gojek dan Grab.
Sumber :
  • YouTube

VIVA – Gojek dan Grab telah membuat kesepakatan untuk menggabungkan bisnis mereka, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut. Jika benar terjadi maka akan menjadi merger terbesar perusahaan berbasis internet di Asia Tenggara.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Dikutip dari situs South Morning China Post, Kamis, 3 Desember 2020, dua perusahaan decacorn ini dikatakan telah menyatukan pendapat, meskipun ada beberapa yang masih harus dinegosiasi, menurut informan yang tidak mau disebutkan identitasnya.

Baca: Perkawinan Gojek dan Grab akan Terjadi dalam Waktu Dekat

Viral Curhat Penumpang Dipaksa Transfer Uang Rp100 Juta oleh Driver Taksi Online

Detail akhir sedang dikerjakan oleh para senior di masing-masing perusahaan bersama Masayoshi Son dari SoftBank Group, investor utama Grab.

Salah satu pendiri Grab, Anthony Tan, akan menjadi kepala eksekutif perusahaan hasil merger ini. Sementara eksekutif Gojek akan menjalankan bisnis gabungan di Indonesia dengan bendera yang sama.

GoTo Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Manajemen Ungkap Penyebabnya

Gojek dan Grab telah menjalankan masing-masing bisnisnya dalam waktu lama. Namun pada akhirnya tujuan mereka adalah menjadi perusahaan publik.

Baca: Google Doodle Noken

Kesepakatan ini membutuhkan persetujuan pemerintah dan mungkin akan ada kekhawatiran mengenai bersatunya Gojek dan Grab.

Perwakilan Grab Indonesia enggan berkomentar tentang spekulasi yang saat ini tengah beredar. Sedangkan Gojek Indonesia tetap belum memberi tanggapan hingga berita ini diturunkan.

Grab yang telah hadir di delapan negara memiliki nilai lebih dari US$14 miliar atau Rp198 triliun. Sedangkan Gojek bernilai US$10 miliar atau Rp141 triliun dan telah hadir di Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand dan Vietnam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya