-
VIVA – Perusahaan penyedia layanan pembayaran Gojek, berinvestasi di PT Bank Jago Tbk yang merupakan bank berbasis teknologi di Indonesia sebagai bagian dari rencana investasi jangka panjang dan kemitraan strategis untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia.
Pengamat pasar modal dari Finvesol Consulting, Fendy Susiyanto menilai strategi Gojek melebarkan sayap ke perbankan digital sebagai langkah yang tepat untuk menumbuhkan bisnisnya, yakni dengan menjadi solusi bagi jutaan pelaku usaha yang ada di dalam ekosistemnya.
Dengan ratusan ribu UMKM dan jutaan driver, Gojek membutuhkan peran perbankan untuk mendorong pelaku usaha tersebut memperbesar kapasitas bisnisnya dengan suntikan modal usaha.
"Sinergi Gojek dengan Bank Jago akan semakin memantapkan kehadiran sistem keuangan dan perbankan digital di Indonesia. Masuknya Gojek ke industri keuangan juga membuktikan bahwa bank masih memiliki posisi strategis dalam perekonomian,” tuturnya.
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo dalam keterangan di Jakarta, Jumat, mengatakan investasi di Bank Jago merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek ke depannya. Kemitraan dengan Bank Jago adalah sebuah pencapaian baru bagi Gojek dalam menyediakan berbagai solusi dari masalah sehari-hari melalui teknologi.
Menurut Andre, bank berbasis teknologi seperti Bank Jago akan memperkuat ekosistem Gojek sekaligus akan membuka akses yang lebih luas kepada layanan perbankan digital bagi masyarakat Indonesia. Hal itu sejalan dengan visi kedua perusahaan untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia.
"Kolaborasi ini akan menjadi awal dari cara baru dalam menawarkan layanan keuangan kepada para pengguna Gojek. Melalui kolaborasi ini, kami juga dapat mengembangkan model agar bisa bermitra dengan berbagai institusi perbankan lainnya. Kami ingin terus meningkatkan kerjasama seperti ini, agar aplikasi Gojek dapat semakin menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan finansial mereka," ujar Andre.
Fendi menambahkan, kehadiran bank digital akan semakin penting mengingat infrastruktur di masyarakat sudah tersedia. Contohnya pengguna smartphone dan jaringan infrastruktur telekomunikasi yang telah menjangkau hampir 80 persen populasi di berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan penetrasi pengguna smartphone di Indonesia mencapai lebih dari 200 juta, pasar ekonomi digital sangat besar. Investasi Gojek juga terjadi pada waktu yang tepat yakni memanfaatkan terjadinya akselerasi digitalisasi selama masa pandemi.
"Gojek sudah punya ekosistem bisnis yang matang dengan jutaan pengguna, jutaan driver dan ratusan ribu UMKM. Sebagai pemimpin pasar, masuknya Gojek tentunya akan mendorong percepatan bisnis Bank Jago, mengingat infrastruktur dan pasarnya sudah siap. Biaya untuk mendapatkan nasabah baru juga lebih efisien," ungkap Fendi.
Direktur Utama Bank Jago, Kharim Siregar mengatakan pihaknya bangga dan sangat menanti untuk bekerja sama dengan Gojek yang memiliki jutaan konsumen dan mitra usaha di seluruh Indonesia. Bank Jago dan Gojek akan saling melengkapi karena Bank Jago memiliki pengalaman dan keahlian dalam memahami kebutuhan finansial masyarakat Indonesia.
"Sebagai bank berbasis teknologi yang dirancang khusus dengan sistem API terbuka, kami juga akan bekerja sama dengan pemain-pemain ekosistem digital lain untuk memperluas akses keuangan sekaligus mewujudkan aspirasi kami yaitu, meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta insan melalui solusi finansial digital yang berfokus pada kehidupan," ujar Kharim.
Investasi yang dilakukan melalui bisnis layanan keuangan dan pembayaran digital ini, menjadikan Gojek sebagai pemegang 22 persen saham perusahaan yang sebelumnya bernama Bank Artos itu. (ant)