Kolaborasi Gojek dan Bank Jago Permudah Akses Layanan Finansial

Aplikasi Gojek.
Sumber :
  • Kr-Asia

VIVA – Gojek beberapa hari lalu mengumumkan bahwa mereka berinvestasi di PT Bank Jago Tbk, yang merupakan bank berbasis teknologi di Indonesia. Aplikasi transportasi online itu resmi memiliki 22 persen saham dari bank yang dulunya bernama Bank Artos tersebut.

Mantan Bos Gojek Bikin Motor Listrik, Ini Bocoran Wujudnya

Masuknya Gojek diyakini akan menghasilkan layanan finansial yang lebih universal melalui bank digital. Diharapkan ini akan menjadi pendorong meningkatnya akses keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

“Menurut saya, ini merupakan strategi bisnis yang akan mendorong inklusi keuangan. Memang nanti yang akan berperan banyak adalah GoPay. Karena daya jangkau GoPay sudah mencapai 200 kabupaten lebih,” ujar Ekonom Digital LPEM FEB Universitas Indonesia, Chaikal Nuryakin di Jakarta, Senin 21 Desember 2020. 

GoTo Rugi Rp 90 Triliun pada 2023, Manajemen Ungkap Penyebabnya

Saat ini, GoPay bukan merupakan institusi perbankan, sehingga tidak bisa dikembangkan lebih jauh tanpa adanya kerja sama dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan.

”Gojek akan jadi lebih mudah untuk mengakses layanan perbankan, yang sebelumnya mereka tidak bisa karena terbentur perizinan. Sekarang dengan ada Bank Jago, mereka bisa,” tuturnya.

Soal Rencana Buyback Saham, Dirut Goto Kedepankan Prinsip Kehati-hatian

Sementara itu, Bank Jago dikatakan juga bakal meraih manfaat besar dari kehadiran Gojek. Terutama dari sisi transfer teknologi. ”Bank Jago juga jadi lebih mudah untuk mendigitalisasi layanannya,” ungkapnya.

Menurut data, Indonesia merupakan negara keempat terbesar di dunia dengan populasi masyarakat yang belum memiliki rekening bank. Sebanyak 95 juta orang tidak memiliki rekening bank, dan lebih dari 47 juta penduduk dewasa tidak memiliki akses memadai pada kredit, investasi atau asuransi.

Kehadiran Gojek yang memiliki layanan GoPay, serta layanan keuangan digital yang akan diluncurkan bersama Bank Jago, dianggap bakal memberi pengaruh signifikan untuk mengatasi persoalan tersebut.

Alasannya, 70-80 persen populasi di Indonesia sudah memiliki akses ke smartphone saat ini. Terlebih lagi, masih banyak masyarakat yang ingin memasukkan uangnya ke bank.

“Layanan peer to peer hanya sebatas lending, tidak sampai ke saving. Hal ini seharusnya mendorong bank konvensional untuk masuk ke sektor digital,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya