Merger Gojek-Tokopedia Disebut Gak Bakal Monopoli Pasar

Lobi Kantor Gojek Indonesia di Jakarta.
Sumber :
  • Rintan Puspitasari / VIVa.co.id

VIVA – Rencana merger antara Gojek dan Tokopedia disebut tidak akan mengubah struktur pasar, karena masing-masing bergerak dalam bidang yang berbeda.

Kado Pernikahan Peralatan Rumah Tangga buat Sahabat, Pasti Bermanfaat

Hal itu dikatakan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Ditha Wiradiputra.

“Itu tidak akan berpengaruh pada peningkatan market share Gojek ataupun Tokopedia, karena keduanya bergerak di bidang bisnis yang berbeda. Karena tidak ada pengaruhnya, maka aksi merger itu tidak akan pengaruh ke konsentrasi pasar dari masing-masing entitas,” ujarnya di Jakarta, dikutip Selasa 16 Februari 2021.

DJKI - Tokopedia Bantu Kembangkan Usaha Produk Indikasi Geografis

Masalah baru akan muncul, kata Ditha, jika keduanya berada dalam bisnis yang sama. Misalnya Gojek dengan Grab, atau Tokopedia dengan Shopee.

“Mereka pun akan memiliki market power yang besar, sehingga bisa seenaknya memainkan harga. Dampaknya adalah bisa merugikan konsumen,” tuturnya.

Mantan Bos Gojek Bikin Motor Listrik, Ini Bocoran Wujudnya

Hasil kajian LKPU juga menunjukkan, rencana merger Gojek dan Tokopedia tidak akan menghasilkan monopoli maupun mengakibatkan terjadinya praktik monopoli karena berada di pasar relevan yang berbeda, yaitu Gojek di marketplace jasa sementara Tokopedia di marketplace barang. 

Merger juga tidak menghasilkan integrasi vertikal atau monopoli vertikal, karena keduanya memakai model bisnis ekosistem terbuka, yang membuka kesempatan seluas-luasnya untuk kerja sama dengan banyak pihak guna mencapai skalabilitas.

Kekhawatiran akan integrasi vertikal yang mana terjadi penguasaan produksi jasa dan barang, dinilai tidak akan terjadi karena sifat kedua platform dari awal berdiri adalah tidak eksklusif. 

Sebagai informasi, kabar terakhir menyebutkan bahwa bersatunya kedua perusahaan yang menaungi lebih dari 12 juta mitra UMKM itu akan menciptakan valuasi bisnis US$35-40 miliar, atau lebih dari Rp560 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya