Bukan Alasan Lagi UMKM Buta Laporan Keuangan

Aplikasi Payfazz Buku.
Sumber :
  • Payfazz

VIVA – Digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada segmen perdagangan wholesale (perdagangan besar) dan retail (perdagangan eceran) menjadi fokus dalam sinergi antara CrediBook dan Payfazz. Bukan tanpa alasan kedua startup atau perusahaan rintisan lokal itu memberi perhatian khusus di wholesale dan retail.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

"Karena, UMKM non-pertanian di Indonesia terbanyak bergerak di bidang ini, sekitar 46 persen atau lebih dari 10 juta. Jadi ada potensi ekonomi di sana karena jumlahnya besar sekali," ungkap Pendiri dan Kepala Eksekutif CrediBook, Gabriel Frans, Selasa, 22 Juni 2021.

CrediBook dan Payfazz resmi meluncurkan Payfazz Buku Powered by CrediBook, yang merupakan aplikasi pencatatan keuangan digital yang bisa diakses melalui smartphone berbasis Android secara gratis.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Nobar Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini

Frans menyatakan bahwa Payfazz Buku Powered by CrediBook hadir untuk membantu digitalisasi UMKM di Indonesia, sehingga segera cepat naik kelas dengan masuk ke dalam ekosistem digital. Hingga akhir 2020, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, masih sekitar 21 persen atau sekitar 13,7 juta UMKM yang sudah terdigitalisasi.

"Kami ingin lebih banyak UMKM go digital. Lewat Payfazz Buku, kami memfasilitasi pelaku UMKM masuk ke ekosistem digital dengan mudah melalui pencatatan keuangan usaha berbasis digital,” jelasnya.

Hari Kartini, Perempuan Bisa Dapat Bunga Kredit BCA 3 Persenan

Pada kesempatan yang sama, Pendiri dan Kepala Eksekutif Payfazz, Hendra Kwik, menjelaskan tentang pentingnya UMKM Indonesia memiliki pencatatan keuangan yang terorganisir dengan baik. Menurutnya, setiap level usaha, mulai dari UMKM ritel hingga ke kelas besar, tentu harus memiliki catatan keuangan.

Dengan begitu, pelaku usaha di setiap segmen bisa menilai kondisi usaha, merancang langkah yang perlu diambil ke depannya, dan juga laporan keuangan pasti diminta kalau ingin mengajukan pinjaman modal usaha. "Yang berbeda dari tiap kelas usaha biasanya hanya tingkat kerumitan pencatatannya saja," tutur dia.

Hendra menambahkan, saat ini ada lebih dari 250 ribu agen aktif Payfazz yang tersebar di seluruh Indonesia. Pertumbuhan jumlah agen yang bergerak ke arah positif menjadi peluang dalam merangkul lebih banyak UMKM ritel memanfaatkan aplikasi Payfazz Buku demi mempermudah pencatatan keuangan usaha sehari-hari.

Informasi saja, Aplikasi Payfazz Buku merupakan aplikasi yang terpisah dari Payfazz. Sebab, Aplikasi Payfazz Buku memiliki tiga layanan utama yang dihadirkan bagi para pelaku UMKM, yakni pencatatan transaksi, utang dan piutang, serta pembayaran kebutuhan usaha antar bank.

Payfazz Buku juga dilengkapi dengan berbagai fitur lain yang membantu UMKM mengelola keuangan usaha mereka, seperti pencatatan penjualan dan stok produk, laporan penjualan, manajemen hutang yang mencakup pencatatan, penagihan, terima pembayaran, serta kartu nama digital yang mendukung sarana promosi pelaku usaha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya