Cara Aman Seniman Menjual Karya di Era Digital

Ilustrasi karya seni digital.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Teknologi blockchain terus semakin berkembang pesat, beberapa tahun belakang ada sebuah pengembangan dari blockchain yang disebut NFT atau Non-Fungible Token yang digadang- gadang menjadi masa depan potensial bagi para seniman maupun penikmat karya hasil dari industri kreatif.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Talkshow "Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital"

Sebenarnya NFT sudah ada sejak 2014, namun keberadaannya semakin dipandang setelah salah satu seniman digital bernama Mike Winklemann atau akrab dikenal dengan nama panggung Beeple menjual karyanya dalam bentuk NFT yang bertajuk “Everyday: The First 5000 Days” dengan harga tertinggi senilai 69,3 juta Dolar AS pada Maret 2021.

Tokocrypto yang merupakan pedagang aset kripto terbesar di Indonesia melakukan survei mengenai NFT kepada penggunanya. Didapatkan hasil dari 400 peserta survei 67,9 persen mengetahui bahwa NFT merupakan karya seni digital.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Nobar Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini

23,8 persennya menganggap bahwa NFT merupakan bentuk token digital, sementara sisanya sebanyak 9,3 persen menilai NFT merupakan platform seni atau lainnya. Lalu, sebenarnya apa makna sebenarnya NFT yang semakin terkenal secara global itu?

“NFT dapat diartikan sebagai sertifikat kepemilikan dari sebuah aset digital, seperti foto, video, musik, gif, png, dan lainnya,” ujar Co-Founder Asosiasi Blockchain Indonesia, Pandu Sastrowardoyo, dikutip dari keterangan pers Tokocrypto, Minggu 8 Agustus 2021.

Geger Seorang Pegawai Museum Pajang Karya Seninya Dekat Lukisan Legendaris

Sebelum NFT menjadi tren investasi yang menjanjikan, rupanya komunitas seniman telah menggunakannya untuk menjadikannya sebuah identitas hingga sebagai cara mendapatkan carbon credits atau izin untuk bisa mengeluarkan karbon dioksida mengikuti aturan yang telah ditentukan.

NFT pun akhirnya dilihat sebagai peluang yang menjanjikan khususnya oleh para pelaku kreatif dan ekosistem industri kreatif sehingga akhirnya NFT pun menjadi cara mereka untuk menghasilkan pendapatan dengan memonetisasinya.

Pria yang juga menjadi kurator untuk NFT di Unique One Network itu menyebutkan letak keunikan NFT adalah kelangkaannya. Pada industri kreatif di era sebelum globalisasi dan perkembangan teknologi, masyarakat cenderung mencari seni berupa fisik seperti lukisan yang langka.

“Kelangkaan dalam digital art ada pada titik di mana artis atau kreator melakukan minting karyanya dalam platform NFT. Di titik itulah kepemilikan tidak bisa diduplikasi karena tercatat di blockchain. Hal ini yang menjadi kekuatan NFT dan membuat karya tersebut memiliki nilai kelangkaan,” tuturnya.

Minting dalam NFT artinya sang seniman mencatatkan karya seninya di ekosistem blockchain, sehingga tidak mungkin terjadi duplikasi dan membuat karya seni itu menjadi mudah untuk didapatkan.

Melihat potensi baik yang bisa diberikan NFT kepada pelaku industri kreatif, Tokocrypto Indonesia akan meluncurkan platform NFT lokal sejalan dengan pengembangan utilitas dari TKO Token yang merupakan aset kripto besutan anak bangsa.

Platform pasar daring NFT ini akan memiliki nama TokoMall dan akan hadir di pertengahan Agustus 2021. Kehadiran TokoMall diharapkan bisa menjadi wadah bagi kreator lokal Indonesia di berbagai kategori untuk memamerkan karyanya dan menjangkau pasar yang lebih luas melalui platform baru ini.

“Kondisi pandemi saat ini pastinya berdampak pada artist lokal Indonesia untuk memamerkan karyanya, bahkan melakukan monetisasi dari karya tersebut. NFT bisa menjadi pilihan bagi para kreator untuk tetap berkreasi dan produktif memasarkan karyanya dalam format digital dengan tetap menjamin keasliannya.” ujar Chief Strategy Officer Tokocrypto, Chung Ying Lai.

Tokocrypto membuka kesempatan bagi para kreator atau artist baik di kategori lifestyle, kreatif, games dan lainnya untuk bergabung di TokoMall. Beberapa merchant yang sudah bekerjasama antara lain Nevertoolavish, Banyan Core, Maximall Footwear, Si Juki, Karya Karsa, dan lainnya.

Pendiri Nevertollavish, Muhammad Haudy melihat bahwa NFT merupakan sebuah medium baru sebagai seni digital dengan eksplorasi kreativitas yang tidak terbatas.

“Setelah eksis di dunia artisan customizer, kami memutuskan terjun di NFT dan melihat bahwa sistem serta mediumnya sangat menarik, secara ekosistem dapat menguntungkan dari sisi kreator maupun kolektor,” ujar Haudy.

Hal serupa juga diutarakan oleh CEO Banyan Core, Winny Wong yang bergerak di bidang desain interior dan arsitektur. Ia melihat kehadiran NFT sebagai kesempatan besar bagi para kreator Indonesia untuk menunjukan seninya tanpa terbatas ruang atau pun tempat.

“Indonesia memiliki banyak sekali artis bertalenta seperti arsitek, desain interior, digital artist, pelukis, penulis lagu, aktor, dan lainnya. NFT akan menjadi kesempatan besar bagi para kreator bertalenta untuk menunjukkan passion dan kreativitas yang dimiliki, dan menjadi strategi dalam mendorong bisnis kreatif di Indonesia,” ujar Winny. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya