Dari Enggak Punya Modal hingga 'Pindah Langit'

Startup.
Sumber :
  • PhocusWire

VIVA – Untuk mencapai titik kesuksesan pastinya butuh perjuangan, dan itu bukan pekerjaan mudah. Jatuh bangun dan jalan berliku telah dialami Eko Desriyanto, direktur utama PT IDeA Indonesia Akademi Tbk. Ia mendirikan perusahaan ini di Lampung, di mana memulainya dari sebuah lembaga kursus dan pelatihan (LKP) kecil pada 2009.

Jangan Panik Jika Siang Nanti Langit Mendadak Berubah Malam

"IDeA Indonesia saya dirikan untuk mewujudkan gagasan pendidikan vokasi ideal bagi Indonesia. Tidak hanya mendidik dan melatih, tapi juga membantu penyaluran kerja," kata dia bercerita, Rabu, 15 September 2021.

Peraih gelar S1 Hukum Perdata Islam UIN Yogyakarta itu mengaku nyaris tidak memiliki modal saat mendirikan usahanya. Bahkan untuk gedung, Eko menempati bangunan tua bekas sekolah yang sudah tidak beroperasi. "Saya tidak punya modal, kecuali untuk biaya pengecetan ulang gedung, mencetak brosur, dan biaya operasional tiga karyawan,” ujarnya.

BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 1,36 Triliun

Ia teringat modal pertamanya sebesar Rp30 juta yang didapatnya dari pinjaman seorang teman. Sedangkan untuk tenaga pendidik, Eko dibantu beberapa teman dan praktisi industri yang mengajar secara paruh waktu di tempat kursus yang dibangunnya itu.

"Kegiatan rekrutmen calon siswa dilakukan secara door to door ke sekolah-sekolah. Hasilnya selama 9 bulan sosialisasi, hanya 14 siswa yang berhasil direkrut menjadi peserta pelatihan," kata Eko.

Erick Thohir Ajukan Suntikan PMN Rp 57,8 Triliun hingga 2025, Intip Rincian BUMN yang Dapat

Pria yang diangkat menjadi Presiden Direktur PT IDeA Indonesia Akademi Tbk dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Februari 2021 itu menuturkan bahwa dirinya banyak menghadapi kendala saat merintis. Mulai dari kondisi gedung yang kurang layak, hingga penolakan dari pihak sekolah untuk presentasi.

"Masyarakat masih menganggap karier di industri hospitality tidak memiliki masa depan jelas," jelasnya. Untuk meyakinkan calon siswa, Eko menghadirkan praktisi untuk menyampaikan kisah-kisah sukses mereka bekerja di hotel, restoran, dan kapal pesiar sampai konsisten membantu seluruh alumni IDEA untuk penempatan kerja.

Peluang karier di industri hospitality sangat terbuka luas, namun masih sedikit pendidikan vokasi yang menyediakan SDM ideal untuk industri ini. Inilah peluang yang ditangkap oleh Eko.

"Kami membuat pendidikan vokasi yang menitikberatkan pada pendidikan karakter peserta didik, meningkatkan dan mensertifikasi kompetensi, hingga memfasilitasi penempatan kerja atau berwirausaha," tutur dia.

Hingga 2009, banyak lembaga kursus, pelatihan, diploma, bahkan politeknik, hanya sebatas melatih sampai memberi sertifikat atau ijazah. Belum terlihat usaha yang komprehensif untuk membuat seluruh lulusannya berkarakter kuat dan membantu mereka mendapat pekerjaan atau berwirausaha.

"Pengalaman pribadi saya, lulus sebagai wisudawan S1 terbaik dengan IPK tertinggi se-fakultas tidak serta merta mudah dapat kerja. Setelah wisuda, kampus umumnya hanya berfungsi sebagai tempat legalisir ijazah," ungkap Eko.

IDeA Indonesia yang dirintis Eko tak ubahnya sebagai gagasan baru tentang pendidikan vokasi ideal dan berkualitas yang menjawab persoalan SDM industri hospitality. Ia menyebut kesuksesan IDeA Indonesia banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang mampu melahirkan SDM hospitality yang berkualitas tinggi.

"Ini adalah tanggung jawab moral. Jika mereka mendapatkan role model yang baik, maka mereka akan menjadi pribadi baik juga. Melihat kondisi keuangan dan perusahaan sekarang, teman teman yang menyaksikan perjuangan saya menyebutnya sebagai ’pindah langit’ karena kemajuan yang luar biasa," tegasnya.

Startup.

Photo :
  • Founder Institute

Dengan dukungan kepercayaan masyarakat yang semakin besar terhadap perusahaannya, IDeA Indonesia percaya diri mampu memenangkan kompetisi. "Kompetisi merupakan trigger positif untuk mendorong iklim inovasi yang lebih kreatif. Kami terbukti memiliki formula untuk konsisten tampil sebagai pemenang dalam berbagai persaingan," katanya.

Setelah 12 tahun berkiprah membangun SDM di bidang hospitality, culinary, pastry and bakery dan ekonomi kreatif, PT IDeA Indonesia Akademi akhirnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 9 September lalu. Saham perdana ditawarkan dengan harga Rp140 per saham dengan total dana yang diraup sebesar Rp29,7 miliar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya