Memulihkan Pariwisata Indonesia Lewat Aplikasi

Aplikasi belajar bahasa.
Sumber :
  • Cakap

VIVA – Sektor pariwisata turut mengalami dampak yang sangat hebat, akibat merebaknya pandemi yang melanda Indonesia sejak tahun lalu. Adanya pembatasan kegiatan, membuat para pelancong dari luar maupun dalam negeri merosot tajam jumlahnya.

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

Pulau Bali yang biasanya jadi tujuan wisata, mendadak lengang. Para pemilik usaha, mulai dari penginapan hingga restoran dan juga para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi tersebut.

Namun, sejak Agustus kemarin Indonesia sudah keluar dari jurang resesi. Jumlah warga yang sudah menerima vaksin juga semakin bertambah, membuat pemulihan ekonomi bisa berlangsung dengan cepat.

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Memasuki era normal baru, berbagai upaya dilakukan di sektor pariwisata agar siap menerima kunjungan turis asing. Para pelancong itu juga sudah haus dengan hiburan dan petualangan, dan mereka bisa datang dari banyak negara.

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting, terutama saat memberi pelayanan pada wisatawan mancanegara yang mungkin belum mengetahui detail mengenai protokol kesehatan yang berlaku di tempat wisata.

Waspada Penipuan Kerja Paruh Waktu yang Marak di Shopee

Oleh sebab itu, perusahaan startup yang mengembangkan aplikasi pembelajaran secara daring, yakni Cakap memberikan kontribusi melalui pelatihan Bahasa Inggris dan kemampuan hospitality, sebagai upaya meningkatkan kapasitas pelaku sektor pariwisata dalam menyikapi perubahan tren pariwisata di era pandemi.

“Dengan tren pariwisata yang berubah dan kebutuhan untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat, kami melihat urgensi kemampuan komunikasi yang baik dari para pelaku sektor pariwisata,” ujar CEO merangkap Co-Founder Cakap, Tomy Yunus melalui keterangan resmi, dikutip Kamis 30 September 2021.

Tomy menjelaskan, perusahaannya telah bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memberdayakan lebih dari 70 ribu Sumber Daya Manusia sektor pariwisata dan perhotelan di Indonesia.

“Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan hospitality skill, menjadi bagian integral yang sangat dibutuhkan untuk pemulihan pariwisata Indonesia 2022,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya