- Antler
VIVA – Antler, pemodal usaha (venture capital) global yang fokus ke pendanaan startup tahap awal, mengumumkan telah resmi beroperasi di Indonesia.
Perusahaan asal Singapura itu akan membantu ratusan pemilik startup teknologi di Indonesia untuk mengembangkan perusahaannya serta meraih pendanaan melalui jaringan global dan ekosistem unik.
Antler Indonesia akan berkantor di wilayah Jakarta Pusat itu dipimpin oleh Subir Lohani, mantan kepala eksekutif Carmudi yang menjabat sebagai partner and country Head.
Selain itu ada Kanta Nandana, alumni dari program Antler Singapura, bergabung di Antler Indonesia sebagai program director. Antler memiliki jaringan global di 16 negara dan telah berinvestasi di lebih dari 350 startup teknologi.
Pemodal usaha itu langsung tancap gas, di mana berencana untuk berinvestasi di 100 startup teknologi Indonesia dalam waktu 4-5 tahun ke depan. Investasi pertama akan dilakukan pada awal tahun 2022.
"Kami hanya sedikit venture capital global yang fokus ke pendanaan tahap awal yang sangat terstruktur di dunia. Kami memiliki kemampuan dan sumber daya untuk membantu para pemilik (startup teknologi) dari titik paling awal," kata dia, Kamis, 18 November 2021.
Antler mencari individu yang berpengalaman dan berambisi untuk mengembangkan startup. Mereka akan melakukan investasi tahap awal di tim yang kuat dengan model bisnis yang sudah tervalidasi melalui program intensif selama 6 bulan.
Misinya adalah membantu founders untuk membentuk manajemen tim yang kuat, mengidentifikasi masalah yang paling krusial di pasar Indonesia dan memberikan solusi terbaik.
Mereka juga memberikan akses ke talenta top global, pendanaan, pelatihan, mentor, perusahaan mitra, dan investor. Untuk bergabung di program Antler, startup butuh ide bisnis yang ingin dikembangkan lebih jauh.
Subir yakin bahwa banyak talenta di Indonesia yang memiliki potensi menjadi pendiri startup teknologi hebat, namun belum mendapatkan dukungan dan sumber daya untuk mengembangkan ide menjadi bisnis yang sukses.
Informasi saja, Antler telah berinvestasi di berbagai kategori startup. Mulai dari deep-tech hingga perusahaan Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C) yang memiliki perkembangan pesat di berbagai sektor seperti robotics, artifical intelligence (AI), education-tech, marketplace, health-tech, financial-tech dan property-tech.
