Digitalisasi Menciptakan 'Efek Roda Gila'

Direktur Perencanaan dan Transformasi Telkomsel Wong Soon Nam.
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA Tekno – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo menilai sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni serta kemampuan penguasaan teknologi menjadi kunci untuk menguasai teknologi digital dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.

58 Persen Penduduk Indonesia jadi Pelanggan Telkomsel

Dengan SDM yang mumpuni dan penguasaan teknologi serta selalu melakukan riset dan inovasi, maka 5 hingga 10 tahun ke depan, diharapkan Indonesia bukan hanya pengguna, tapi menguasai teknologi digital.

Dalam menyambut era industri 4.0 serta transformasi digital, Indonesia diprediksi membutuhkan 9 juta talenta digital hingga 2023.

Bertemu Tony Blair, Menko Airlangga Bahas Inklusivitas Keuangan Hingga Stabilitas Geopolitik

Pengembangan keterampilan digital diperkirakan memberikan kontribusi sebesar Rp4.434 triliun atau setara 16 persen produk domestik bruto (PDB) di tahun depan. Para talenta digital ini yang akan menjadi navigator utama penggerak ekosistem digital.

Telkomsel Kasih Kabar Positif

Transformasi digital.

Photo :
  • Pixabay

Perkembangan digitalisasi sangat cepat sejak pandemi Covid-19. Meski begitu, perusahaan tetap harus selektif dan tepat guna pemanfaatannya dalam mendukung pertumbuhan bisnis.

Digitalisasi adalah kunci untuk menghasilkan efek roda gila (flywheel effect) dalam menciptakan dampak. Hal ini pun diakui oleh Direktur Perencanaan dan Transformasi Telkomsel Wong Soon Nam, kala berbincang dengan VIVA Tekno dan sejumlah media di Jakarta.

"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan bersama-sama menghadirkan inovasi dan menciptakan flywheel effect (efek roda gila) untuk mengakselerasi pemberdayaan masyarakat dan mengembangkan lebih lanjut ekonomi digital di Indonesia," ungkapnya, Jumat malam, 25 November 2022.

Untuk itu, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini siap menggembleng SDM melalui Telkomsel Innovation Center (Tinc) – program pengembangan bisnis digital bagi perusahaan rintisan atau startup dengan memanfaatkan jejaring serta ekosistem aset operator telekomunikasi pelat merah tersebut.

Ilustrasi startup.

Photo :
  • Stanford Graduate School of Business - Stanford University

Ia menyebut Tinc menerapkan tiga nilai utama dalam mendukung kemajuan inovator dan startup lokal. Ketiganya adalah Connect, untuk membantu menghubungkan startup dengan ekosistem yang tepat untuk tumbuh.

Lalu, Accelerate, untuk mempercepat persiapan komersialisasi startup dalam memasuki segmen pasar tujuan. Terakhir, Grow, untuk membantu startup tumbuh bersama ekosistem aset dan jejaring bisnis Telkomsel.

"Jadi, Tinc bagian dari roadmap (peta jalan) pengembangan ekosistem digital Telkomsel. Mulai dari pengembangan tech talents, digital creators, hingga calon startup founders," kata Soon Nam.

Komitmen inilah yang membuat Tinc mendapat pengakuan di tingkat global pada ajang penghargaan Origin Innovation Awards 2022, yang diselenggarakan TechNode Global, dengan tema 'Sustainable Innovations, Lasting Impacts'. Pada ajang tersebut, Tinc terpilih sebagai peraih penghargaan pada kategori Outstanding Incubator/ Accelerator.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya