8 Startup Lokal ini Digembleng Microsoft dan Amazon

Ilustrasi Silicon Valley
Sumber :
  • StartUp-book
VIVA.co.id
Enam Startup Indonesia Kembali Berguru ke Markas Google
- Delapan perwakilan dari perusahaan rintisan (startup) sosial Indonesia baru saja mengikuti program pembinaan dari Jolkona Catalyst. Para pelaku startup itu dibina selama tiga minggu di Seattle, Amerika Serikat.

Startup Indonesia Gembira Bisa 'Naik Haji' ke Silicon Valley

Delapan perwakilan startup yang dimaksud yaitu Marsya Anggia (Direktur Indorelawan), Taufik Hidayat (Vice CEO Pasar Tradisional Genteng), Radyum Ikono (Synergy Entrepreneur Academy), Felicia (co-Founder Marici), Ronaldiaz Hartantyo (Founder Camp on Farm), dan Neng Niawati (co-Founder Limbahagia).
E-Commerce 'Bonek' Berambisi Taklukkan Ibu Kota


Diketahui, Jolkona Catalyst merupakan akselerator intensif dari Jolkona Foundation yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan jejaring para pengusaha sosial dalam mengembangkan bisnis dan dampak sosial. Selama tiga minggu dalam pembinaan, mereka dibekali workshop dan mentoring dari top management perusahaan ventura, CEO startup, serta petinggi Microsoft, Expedia, Amazon, dan lainnya.


Jolkona merupakan lembaga nonprofit yang berbasis di Seattle, yang membawa social entrepreneur berpotensi tinggi dari negara berkembang untuk mengikuti program secara intensif bersama mentor selama tiga minggu.


Melalui keterangan tertulis kepada
VIVA.co.id
, Rabu, 18 November 2015, peserta asal Indonesia mendapat banyak pujian karena konsep bisnisnya yang menarik dan telah teruji di lapangan. Mereka dianggap punya manfaat besar kepada masyarakat. Contohnya, startup Pasar Tradisional Genteng yang terbukti mampu mensejahterakan lebih dari 350 warga miskin di desa Genteng, Garut untuk memotong rantai tengkulak.


Kemudian Camp on Farm yang mengusung konsep ekowisata di sawah dan perkebunan Indonesia. Ada juga Indorelawan yang ingin mengkampanyekan budaya relawan sebanyak mungkin di masyarakat Indonesia hingga Limbahagia yang mempunyai konsep masyarakat dapat menjual sampah mereka dengan bantuan mobile application.


Co-Founder Marici, Felicia, yang mengikuti program pembinaan tersebut mengatakan cukup terkejut karena untuk memulai bisnis di Amerika Serikat bisa dilakukan hanya mengandalkan modal US$10 dan hanya butuh satu hari untuk memulainya.


"Kita berharap agar pemerintah semakin memberi perhatian bagi pelaku-pelaku bisnis kecil dan menengah seperti anak-anak muda berbakat ini. Semoga bisnis sosial di Indonesia dapat semakin tumbuh dan berkembang," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya