Qlapa, Situs Khusus Produk Kerajinan Lokal

Tampilan situs Qlapa
Sumber :
  • Qlapa

VIVA.co.id - Dalam beberapa tahun belakangan, produk kerajinan tangan (handmade) Indonesia selalu menyedot pasar lokal hingga internasional. Melihat hal itu, Qlapa sebagai situs marketplace online dihadirkan untuk mendorong produk lokal.

Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, industri kerajinan tangan merupakan salah satu subsektor sebagai industri kreatif terbesar di Tanah Air. Produk-produk lokal yang dihasilkan mampu meraup Rp21 triliun nilai ekspor dan Rp145 triliun dari konsumsi rumah tangga.

Hal ini terbukti, pada pameran produk kerajinan tangan terbesar, yakni Inacraft menarik 154 ribu pengunjung dan menghasilkan total penjualan senilai Rp115,7 miliar dan kontrak dagang US$9,1 juta (setara Rp122 miliar) dalam waktu empat hari pameran.

Untuk itu, Qlapa secara khusus menghadirkan produk handmade asli buatan lokal. Diklaim, barang tersebut langsung dari pembuatnya yang berasal dari seluruh Indonesia. Sampai saat ini, situs yang diluncurkan 1 November lalu itu sudah menjual ribuan produk dari ratusan penjual lokal.

Meski baru berumur beberapa pekan, Qlapa menggunakan sistem yang serupa dengan perusahaan mapan. Qlapa memanfaatkan sistem yang diotomisasi dan menggunakan rekening bersama. Sehingga, pembeli dapat bertransaksi lebih nyaman dan terjamin keamanannya.

Fitur lainnya, seperti kustomisasi yang memungkinkan penjual menerima pesanan kustom dari pembeli. Penjual juga bisa menerima pesanan dalam bentuk pre-order, yang membuat penjual dapat menawarkan barangnya secara terbatas serta esklusif.

Startup Indonesia Gembira Bisa 'Naik Haji' ke Silicon Valley

Mantan karyawan Google

Perusahaan rintisan (startup) ini dibentuk oleh Benny Fajarai yang kini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) dan salah satu pendiri Qlapa. Benny sudah terjun di industri handmade sejak 2010.

"Saat itu, saya punya mimpi yang sederhanya, yaitu dapat memperkenalkan dan memberdayakan kreativitas lokal melalui internet," ujarnya berdasarkan keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Jumat, 20 November 2015.

Dari pemikiran tersebut, ia lalu mendirikan perusahaan pertamanya bernama Kreavi.com dua tahun kemudian.

"Selama menjalani Kreavi, saya beruntung dapat bertemu dan mengikuti perkembangan kreator produk lokal yang inspiratif dari berbagai kota di Indonesia," katanya.

E-Commerce 'Bonek' Berambisi Taklukkan Ibu Kota

Dalam membangun Qlapa, Benny tak sendirian. Ia ditemani oleh Fransiskus Xaverius yang sekarang menduduki co-Founder Qlapa. Fransiskus merupakan seorang teknisi yang tinggal di Amerika Serikat, selama lima tahun dan bekerja di Google, BlackBerry, Zynga, Castlight, dan Homejoy sebagai teknisi. Bekal tersebut ia bawa ke Indonesia dan mendirikan Qlapa.

"Tinggal dan bekerja di Silicon Valley memang jauh lebih baik. Sebagai engineer, kompensasi dan peluang karir sangat besar di AS. Namun, Indonesia berkembang pesat. Ada banyak masalah yang dapat diselesaikan melalui peluang teknologi," tuturnya.

Benny mengemukakan, dengan hadirnya Qlapa, ia bercita-cita platformnya dapat menjadi peraduan mencari produk-produk kerajinan tangan lokal, yang mana selama ini sulit dicari.

"Melalui Qlapa, kami berharap kerajinan lokal Indonesia dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik skala nasional maupun internasional," tambahnya. (asp)

Unik, Baterai Berenergi Vitamin
Startup yang akan berguru ke markas Google

Enam Startup Indonesia Kembali Berguru ke Markas Google

Ini merupakan gelombang kedua startup Indonesia yang digembleng Google

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016