- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id – Perusahaan rintisan, atau startup di Indonesia, memang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun belakangan. Para pelaku dan investor pun mengakui hal ini terjadi, karena banyaknya hal yang berubah, terutama dukungan pemerintah terhadap eksistensi startup.
Dikatakan Abraham Hidayat, director SkyStar Capital, cycle industri startup jauh lebih berkembang, ketimbang lima tahun lalu. Bahkan, ke depan, akan mampu menyamai China.
"Faktor (yang membuat startup berkembang) ada beberapa hal, terutama akses ke funding (mencari pendanaan). Kedua, founder, banyak talent kita yang berhasil menciptakan sesuatu, ditambah support dari pemerintah untuk startup," ujar Abraham, usai diskusi bersama startup dan beberapa venture capital lainnya, di Re.Work CoWorking Space, Setiabudi Building 2, Jakarta.
Jika disamakan dengan China, lima tahun ke depan, Abraham yakin Indonesia mampu menyamai. Saat ini, diakuinya, kondisi startup Indonesia memang masih kecil dibanding China, namun market Tanah Air cukup besar. Ditambah, banyaknya anak-anak muda yang kreatif dan pintar. Belum lagi, dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang masih menggunakan cara kerja tradisional, alias belum digital.
"Pelan-pelan semua itu bakal berubah," ujarnya.
Skystar sendiri telah berdiri sejak 2,5 tahun di Indonesia dan telah membiayai lebih dari 14 perusahaan rintisan. Rata-rata perusahaan itu memiliki bidang yang berbeda-beda, mulai dari e-commerce, logistik, software, sampai classified.
"Yang kita cari adalah startup yang bisa solved problems. Big Problems, dan dampaknya bisa digunakan untuk masyarakat luas. Dari sisi founder, juga tidak sembarangan. Kita cari orang yang bisa kita bentuk, kharismatik, bisa jualan, motivate team, dan bisa mencari orang yang tepat untuk tugas yang tepat." (asp)
Kunjungi Station F di Paris, Anindya Bakrie Ungkap Rencana Bangun Kampus Startup di IKN
Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Bakrie, mengunjungi Station F di Paris.
