- Instagram/@thedragonsociety
VIVA – Naga telah dikenal dalam berbagai mitologi. Baik di literatur barat maupun timur. Dalam konsepsi umum, naga punya kesamaan yakni bisa mengeluarkan napas api dan kemudian menyemburkannya.
Soal asal usul munculnya naga menyemburkan napas api bisa dilacak dari teori yang dimainkan pakar paleontologi Henry Gee.
Dikutip dari Howstuffworks, Rabu 14 Maret 2018, pakar tersebut berpendapat semburan api pada naga merupakan hasil dari reaksi kimia. Menurutnya, naga memanfaatkan oksigen kemudian menciptakan percikan dengan reaksi mineral di gigi mereka dan akhirnya melahirkan ledakan bertekanan tinggi yang dipicu oleh dietil eter, senyawa organik yang tak berwarna dan mudah terbakar.
Terdengar sangat mitologis memang. Namun ada hewan nyata yang punya kemampuan mirip. Anda bisa melihat ke kumbang pengebom atau dikenal bombardier beetles. Hewan ini akan menyemburkan cairan kimia panas, tapi dari ujung perutnya bukan mulut seperti pada naga. Tapi sama-sama, cairan yang dikeluarkan itu punya fungsi melindungi diri dari ancaman.
Dalam menghasilkan cairan 'api', Kumbang berukuran setengah inci itu memanfaatkan reaksi antara hidrogen peroksida dengan hydroquinone yang tersimpan di bagian tubuhnya.
Jadi saat kumbang tersebut merasa terancam dari musuh, serangga ini akan melepaskan hidrogen peroksida dan hydroquinone ke dalam ruang reaksi khusus. Pada ruang itu, terdapat enzim yang disekresikan, enzim ini dengan cepat memecah hidrogen peroksida dan melepaskan molekul oksigen bebas yang mengoksidasi hydroquinone.
Hasilnya, reaksi kimia itu melahirkan cairan sangat panas yang membuat keseluruhan campuran ini nyaris mendidih. Cairan sangat panas ini kemudian disemprotkan secara eksplosif ke musuh atau penyerang kumbang. (one)
