Mubarik Imam, Wanita Petinggi WhatsApp dari Negara Islam

Direktur Strategi Produk, Analitik dan Pertumbuhan WhatsApp, Mubarik Imam
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTUbe

VIVA – Ada yang menarik dalam temu pengembang Facebook 2018 di San Jose, California, Amerika Serikat, pada awal Mei lalu. Dalam panggung tersebut, WhatsApp mengumumkan hadirnya fitur baru yakni grup video call dan stiker. 

Apple Deletes WhatsApp from App Store in China

Petinggi WhatsApp yang mengumumkan rilis fitur baru itu adalah Direktur Strategi Produk, Analitik dan Pertumbuhan WhatsApp, Mubarik Imam. Tak banyak profil Imam yang diketahui. Namun usut punya usut, Imam merupakan perempuan yang terjun dalam bidang teknologi itu berasal dari negara mayoritas Islam, Pakistan. 

Mubarik Imam punya peran penting di WhatsApp. Sebelum di posisinya saat ini, dia pernah memegang sederetan jabatan yaitu Direktur Analitik dan Pertumbuhan WhatsApp selama lima tahun, sejak Juni 2013 sampai saat ini. Sebelum menduduki jabatan tersebut, Imam menjadi Direktur Pertumbuhan dan Kemitraan WhatsApp, Kepala Kemitraan WhatsApp. Imam juga pernah memimpin tim integrasi WhatsApp dan Facebook. 

Apple Hapus Aplikasi WhatsApp dari App Store

Dikutip dari laman Developpakistan, Rabu 30 Mei 2018, Imam tumbuh besar di Lahore dan sekarang tinggal di San francisco, Amerika Serikat. Sejak di Pakistan, Imam telah menunjukkan kontribusinya bagi dunia teknologi dan sains. 

Direktur WhatsApp Mubarik Imam mengumumkan fitur baru group video call

WhatsApp Punya Fitur Menemukan Pesan dengan Cepat

Pada 2003, Imam menjadi salah satu pendiri Assosiation the Development Pakistan (ADP). Setahun bergabung, Imam dipercaya menjadi direktur di ADP dan akhirnya amanah itu dilalui sampai 2013.

Di lembaga itu, Imam memimpin proyek laboratorium sains ADP dan aktif dalam investasi pengembangan kembali wilayah Pakistan yang dilanda gempa bumi. 

Di luar ADP, Imam terlibat dalam beberapa inisiatif gerakan pengembangan bagi masyarakat. Misalnya dia mendirikan laboratorium komputer dan sains di desa-desa Pakistan. 

Perannya juga diakui di luar Pakistan. Perempuan itu merancang museum sains pertama di Republik Dominika dan turut berkontribusi dalam proyek pengembangan energi dan informasi teknologi di Lesotho, negara di Afrika bagian selatan. 

Imam merupakan salah satu tokoh muda yang terpilih Acumen Fund, pendanaan dari lembaga donasi global untuk mengerjakan proyeknya.

Untuk proyek pribadi, Imam juga terjun dalam bidang perusahaan rintisan alias startup. Perempuan tersebut menjadi salah satu pendiri startup Ghonsla. Startup ini bergerak membangun insulasi perumahan rumah bagi warga.

Seiring dengan mengembangkan ADP, Imam juga menjadi Direktur Bisnis Pengembangan dan Ventura Packages Group dari Agustus 2012-Mei 2013. Sebulan setelah istirahat dari Packages Group, Imam ditarik WhatsApp.  

Dari riwayat pendidikan, Imam mencari ilmu sampai ke Amerika Serikat. Imam menyelesaikan strata pertama rekayasa elektrik dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT) Amerika Serikat. Dia kuliah di MIT dari 2002-2006. 

Kemudian Imam mengambil Master of Public Administration di Harvard University Kennedy School of Goverment Amerika Serikat selama 2009 sampai 2012. Pada periode yang sama, Imam mengambil studi Master of Business Administration di Standford University Graduate Scholl of Business Amerika Serikat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya