Ternyata, Baterai Bisa Ungkap Rahasiamu di Smartphone

Ilustrasi baterai ponsel.
Sumber :
  • Instagram/@mz.repairiphonekl

VIVA – Ternyata ada cara mudah bagi peretas untuk melihat kegiatan pengguna smartphone. Peretas cuma perlu mempelajari tingkat daya baterai pengguna untuk membobol apa saja aktivitas selama memakai smartphone.

WNA Asal Rusia Kongkalikong dengan Hacker Meksiko Bobol ATM di Palembang

Untuk menguji hal tersebut tim peneliti dari Universitas Texas Amerika Serikat, Universitas Hebrew, dan Institut Teknologi Technion Israel, menanamkan micro-controller dengan teknologi kecerdasan buatan pada baterai smartphone pengguna. 

Dilansir dari laman Daily Mail, Rabu 27 Juni 2018, micro-controller dipakai untuk merekam aliran listrik di dalam dan luar perangkat. Sedangkan teknologi kecerdasan buatan dipakai sebagai untuk mencocokkan aliran listrik dengan sentuhan keyboard yang spesifik. 

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Dengan pantauan konsumsi daya baterai, peretas akan bisa mengumpulkan jadwal dari semua penggunaan ponsel pada satu waktu. Termasuk saat membuka kamera, meluncurkan aplikasi pihak ketiga, atau saat menggunakan browser

Penggunaan kecerdasan buatan bisa memuluskan aksi peretas. Menurut para peneliti, teknologi itu mampu mengidentifikasi tombol apa yang ditekan pada software keyboard yang dipasang. Mereka menyatakan, tombol keyboard dapat dibedakan dari sentuhan lain pada layar. 

Indonesia Mendapat 97 Ribu Serangan

Dengan cara yang sama, peretas juga bisa merekam kata sandi korbannya dan memantau kegiatannya seperti situs yang sering dikunjungi, penggunaan kamera, serta saat melakukan panggilan. 

Ilustrasi ponsel kehabisan baterai.

Namun bagi peretas untuk bisa menanamkan micro-controller itu, perlu akses secara fisik ke smartphone untuk menukar baterai dengan micro-controller yang telah disiapkan. Micro-controller ini mengalirkan listrik masuk dan keluar dari sel baterai 1 kHz. 

Para peneliti menyebutkan, baterai dengan micro-controller sebagai baterai beracun. 

Akses secara fisik ini bisa dilakukan peretas di mana saja, misalnya jaringan rantai pasokan, toko reparasi atau saat pemeriksaan keamanan yang dilakukan di bandara. 

Walaupun caranya yang rumit dan mengharuskan akses fisik tersebut, micro-controller ini menawarkan beberapa keunggulan. Pertama, korban tidak dapat mendeteksi adanya serangan karena memang tak ada jejak apa pun pada software. Lalu baterai beracun ini masih bisa memonitor aktivitas ponsel tanpa harus memasang sesuatu pada charging kabel atau mengganggu trafik jaringan. 

Sedangkan yang terakhir, peretas mendapatkan keunggulan yaitu tidak perlu memodifikasi ponsel. Hanya perlu mengganti baterainya saja. Para peneliti telah menggunakan Huawei Mate 9 dan Samsung Galaxy Note 4 untuk mencoba sentuhan pada keyboard tersebut. (ch)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya