- www.visibleearth.nasa.gov
VIVA – Topik tentang Freeport sedang menjadi perbincangan hangat publik Tanah Air. Langkah pemerintah membeli 51 persen saham Freeport mendapat tanggapan pro dan kontra.
Kubu pro menganggap pembelian saham ini menjadi sebuah terobosan bagi kemandirian bangsa. Sebab sebelumnya Indonesia tidak mendapatkan saham yang besar dari Freeport Indonesia, hanya di bawah 10 persen.
Sementara kubu kontra, menuding langkah pemerintah membeli saham Freeport Indonesia, sebagai langkah yang kurang hati-hati. Dibanding membeli saham Freeport saat ini, idealnya pemerintah menunggu kontrak karya Freeport Indonesia habis pada 2021. Dengan menunggu kontrak habis, pemerintah tak perlu keluar uang banyak untuk membeli saham Freeport Indonesia.
Jauh sebelum publik heboh dengan pembelian setengah saham Freeport, lokasi penambangan besar tersebut sudah mencuri perhatian astronaut di Stasiun Antariksa Internasional atau ISS.
Dalam website Badan Antariksa Amerika Serikat, Rabu 18 Juli 2018, astronaut yang bertugas di ISS pernah mengabadikan lubang tambang Grasberg Freeport Indonesia pada 25 Juni 2005.
Dalam deskripsinya, NASA menuliskan, tambang Grasberg berlokasi di pegunungan Sudirman, Papua. Pegunungan ini terbentuk dari proses tektonik.
NASA menuliskan, pegunungan ini terbentuk oleh benturan berkelanjutan lempeng tektonik Pasifik yang mengarah ke barat dengan lempeng Australia yang bergerak ke arah utara.
Benturan ini menghasilkan intrusi magma panas ke lapisan batuan sedimen selama pengangkatan pegunungan Sudriman. Kondisi ini menghasilkan pembentukan bijih tembaga dan emas.
Dalam foto dari ISS, astronaut menggambarkan lokasi tambang Grasberg pada 2005 lalu berukuran sekitar lebar 4 kilometer.
(ase)
