- ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
VIVA – Ternyata petir memiliki aroma. Saat petir muncul menyambar udara, menghasilkan 30 ribu derajat celsius. Sambaran petir ini menghasilkan gelegar guntur yang biasa kita dengar.
Ternyata dalam proses tersebut terdapat sesuatu yang kompleks. Saat petir menyambar, pada skala molekuler, perubahan kimiat terjadi dan mengubah atmosfer pada tingkat lokal dan menyebabkan munculnya aroma.
Dilansir laman Science Alert, Senin 23 Juli 2018, udara mengandung 78 persen nitrogen dan hanya 20 persen oksigen. Biasanya oksigen dan nitrogen hadir di atmosfer dalam bentuk elemen.
Keduanya akan saling berpasangan masing-masing sebagai N2 atau O2. Saat petir memanaskan udara, petir akan memisahkan ikatan pasangan tersebut dan saat itulah secara acak atom nitrogen atau atom oksigen akan mulai saling melompat.
Sebagian besar pasangan atom itu akan kembali saat udara mendingin. Namun atom lainnya akan bergabung seperti atom O akan bersama dengan O2 menjadi O3 atau ozon.
Kombinasi atom yang tak biasa membuat konsentrasi besar ozon pada permukaan atmosfer dan kombinasi ini memiliki aroma yang berbeda. Aroma tersebut baru akan terlihat setelah petir menyambar.
Bau ozon ini sebenarnya tidak hanya ada pada petir. Namun juga keadaan sebelum hujan juga akan menimbulan aroma unsur itu.
Hidung manusia dapat mencium konsentrasi ozon hingga 10 bagian per miliar. Jika dibandingkan, setara dengan tiga sendok teh air kolam Olimpiade.
Saat mencuci pakaian, bau ozon juga akan keluar. Percikan antar pakaian yang dikeluarkan dari pengering merupakan aktivitas petir kecil.
Beberapa saksi beragam menggambarkan bau petir. Misalnya Ryan Long, pemuda yang tinggal di Alabama, Amerika Serikat ini yang pernah menyaksikan petir mengenali baunya seperti pembakaran anorganik.
"Seperti kabel atau plastik terbakar," ujarnya. Saksi lainnya mengenali baru petir sebagai bau kaporit dengan klorin, dan percikan listrik.
