Tangkal Serangan Siber dengan Deep Intelligence, Hacker 'Mati Kutu'

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • The Hacker News

VIVA – Investasi di solusi keamanan siber merupakan hal yang mutlak dilakukan di era teknologi digital saat ini.

WNA Asal Rusia Kongkalikong dengan Hacker Meksiko Bobol ATM di Palembang

Menurut data dari Badan Siber dan Sandi Negara bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi sasaran serangan siber di mana menerima 140 juta serangan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Di mata Senior Director Sophos for ASEAN and Korea, Summit Bansal, kejahatan di dunia siber kian meningkat karena banyaknya kesuksesan yang mereka dapatkan dari jalan tersebut. Adapun kasus yang saat ini tengah menjadi sorotan adalah dark web.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

"Selain membuat program ilegal, mereka juga teridentifikasi membeli malware melalui dark web. Ada banyak cara untuk mendapatkan akses itu," kata Bansal di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa, 27 November 2018.

Sophos, perusahaan solusi keamanan asal Inggris, memiliki deep intelligence untuk mempelajari bagaimana serangan tersebut bisa terjadi dan bisa memprediksi serangan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Indonesia Mendapat 97 Ribu Serangan

Deep intelligence diketahui dapat berpikir layaknya manusia sehingga hanya dengan diberi sampel maka sistem akan belajar dengan sendirinya.

Hal ini menjadi penting lantaran harus ada cara untuk menghentikan serangan siber, baik yang akan atau pun sedang terjadi.

"Kami baru saja mengakuisisi Invincea, perusahaan pembuat artificial intelligence (AI) terbaik bagi militer Amerika. Kita memanfaatkannya di setiap lapisan keamanan yang kita tawarkan ke konsumen," tegas dia.

Pada kesempatan yang sama, Country Manager Sophos Indonesia, Djuniarto Lukman menuturkan, mengingat Sophos telah 33 tahun berpengalaman di bidang siber, maka mereka memasukkan seluruh data ke dalam machine learning sehingga sistem dapat mempelajari bagaimana virus bisa terjadi.

"Kami tidak hanya memiliki deep intelligence. Produk kami memiliki sistem yang dapat melakukan interaksi dengan sistem lainnya. Jadi software secara otomatis akan melakukan mitigasi," kata Lukman.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya