Aplikasi Smartphone Bisa Deteksi Anemia, Cukup Foto Kuku Tangan Saja

Ilustrasi thalasemia.
Sumber :
  • Freewallpaper

VIVA – Jangan anggap sepele anemia. Kondisi darah dalam tubuh kekurangan hemoglobin itu bisa memicu penyakit lain yang berbahaya seperti stroke, komplikasi pada wanita hamil sampai gangguan jantung.

10 Makanan Sehat yang Tinggi Zat Besi, Bantu Atasi Anemia

Masalahnya, tes untuk menguji anemia tergolong kompleks. Selain membutuhkan sampel darah, diperlukan peralatan khusus untuk mendeteksi anemia. Makanya pengetesan anemia ini kurang terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah. 

Namun kini ada solusi digitalnya yang lebih fleksibel. Tim peneliti Universitas Emory, Atalanta, Amerika Serikat, memberikan solusi aplikasi mobile. Aplikasi besutan peneliti itu dirancang bisa mendiagnosis anemia cukup dari foto kuku tangan pengguna. 

Manfaat dan Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil yang Perlu Diketahui

Dikutip dari laman New Scientist, Sabtu 8 Desember 2018, aplikasi di smartphone ini akan mengukur hemoglobin dalam hitungan detik setelah memotret kuku jari pengguna. Aplikasi ini menggunakan metadata foto orang dengan kadar hemoglobin yang telah diketahui. Metadata itu dipakai untuk menghitung dan mengalkulasi anemia seseorang. Sayangnya, nama aplikasi yang dimaksud ini masih dirahasiakan.

"Karena cuma perlu smartphone, aplikasi kami memungkinkan siapa saja memindai anemia secara mandiri kapan saja, cukup unduh saja aplikasinya," ujar ketua tim peneliti studi tersebut, Wilbur Lam. 

Bahaya Anemia Tak Diobati Pada Pasien Gagal Ginjal

Tim yang dipimpin Lam ini punya pengalaman deteksi penyakit melalui aplikasi di smartphone. Tim ini pernah menggunakan aplikasi untuk deteksi penyakit kuning. 

Mengapa deteksi anemia aplikasi ini menggunakan foto kuku pengguna? Ternyata penelitian sebelumnya menunjukkan tingkat kepucatan di jaringan tubuh, termasuk kuku tangan merupakan indikator yang bisa diandalkan untuk melihat orang terkena anemia atau tidak.

Peneliti mengakui, cara pengujian dengan foto kuku tangan ini punya benefit yakni pasien tak perlu jauh ke rumah sakit dan merasakan sakitnya pengujian di rumah sakit.

Tim peneliti mengakui, pengukuran dengan foto kuku tangan memang tak seakurat pengujian dengan menggunakan tes darah. Namun peneliti menegaskan, pengukuran ini cukup sensitif untuk mendeteksi kelompok berisiko terkena anemia yakni orang tua wanita hamil dan anak-anak. 

Ke depan, memang perlu pengujian lebih lanjut atas efektivitas aplikasi ini dalam mendeteksi anemia seseorang. Peneliti berencana ke depan akan membuat aplikasi menjadi lebih akurat dengan memersonalisasikannya pada pengukuran orang-orang tertentu. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya