Kurang Tidur Bisa Rusak DNA Kamu

Ilustrasi kurang tidur
Sumber :
  • Instagram/@copperchill

VIVA – Kurang tidur sudah jamak diketahui bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Orang yang kurang tidur berisiko terkena diabetes, kanker, serangan jantung sampai memori otak berkurang alias sering lupa. 

Perjuangan Devano Danendra Bintangi Film Malam Pencabut Nyawa, Sampai Lakukan Hal Ini

Penelitian terbaru dari Universitas Hong Kong memperluas perspektif dampak lain dari kurang tidur. Peneliti universitas itu menemukan, kurang tidur bisa merusak DNA kamu. 

Dikutip dari South China Morning Post, Senin 11 Februari 2019, peneliti mengatakan jika kamu cuma tidur 3 sampai 5 jam, maka DNA kamu berpotensi mengalami kerusakan yakni ada perubahan pada struktur dasar genetik untuk pertumbuhan dan fungsi sel dalam organ. 

Kurang Tidur Saat Puasa, Bisa Picu Kenaikan Kadar Kolesterol, Kok Bisa?

Peneliti menegaskan, jika sudah terjadi kerusakan DNA dan kemampuan genetik perbaikan diri yang rendah, jangan kaget dengan implikasi kesehatan yang bakal lebih besar.

"Studi ini memang masih dalam tahap awal, tapi ini mengindikasikan kurang tidur tidak baik bagimu dan bagi gen kamu," jelas salah satu penulis studi, Gordon Wong Tin-chun. 

Begadang Bisa Sebabkan Hipertensi, Ini Tips Agar Tidur Lebih Nyenyak dan Berkualitas

Dia menuturkan, implikasi kesehatan dengan rusaknya DNA yakni bisa meningkatkan peluang berkembangnya penyakit dari mutasi genetik misalnya penyakit kanker. 

Dalam studi ini, tim peneliti melibatkan responden 49 dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit lokal. Dari jumlah total tersebut, 24 dokter saat survei dilakukan sedang menjalani piket malam, mereka bekerja dari sore sampai subuh hari. Sedangkan 25 dokter lainnya bekerja dalam waktu normal. 

Peneliti mengumpulkan sampel darah dari responden. Pertama sampel darah dari semua responden setelah tiga hari cukup tidur, kemudian peneliti mengambil sampel darah dari responden yang bekerja sepanjang malam. Sampel darah responden ini diambil pagi hari setelah mereka bekerja sepanjang malam. 

Dari analisis sampel tersebut, peneliti menemukan secara umum dokter yang bekerja sepanjang malam punya 30 persen kerusakan DNA yang lebih tinggi dibanding dengan dokter yang bekerja dalam waktu reguler. 

Kerusakan DNA ini meningkat lebih dari 25 persen setelah responden melewati malam yang capek dan kurang tidur. Dokter dengan waktu tidur yang kurang punya level aktivitas gen perbaikan DNA yang rendah. 

"Kamu mungkin harus mempertimbangkan untuk mengevaluasi kebiasaan kurang tidur," jelasnya.  

Peneliti masih mendalami mengapa kurang tidur bisa menyebabkan kerusakan DNA. Setidaknya temuan riset ini bisa meningkatkan kesadaran orang atas pentingnya istirahat tidur yang cukup. 

Soal waktu tidur yang ideal, data US Centres for Disease Control and Prevention menunjukkan, untuk orang dewasa antara 18 sampai 60 tahun setidaknya butuh 7 jam tidur. (ali)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya