Ahli Neurosains: Azan Bikin Otak jadi Tenang

Polisi azan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dyah Ptaloka

VIVA – Beberapa hari lalu, isu larangan azan di Indonesia membuat publik terkejut. Isu yang bermula dari kekhawatiran itu menjadi perhatian Presiden Jokowi. Menurutnya, nyaris tidak mungkin melarang azan dikumandangkan di Indonesia. 

Kisah Mualaf Bos Jalan Tol Jusuf Hamka, Bicara Toa Masjid hingga Diangkat Anak Buya Hamka

Dari sisi neurosains, azan memiliki gelombang tertentu bagi pendengarnya atau orang yang meresapi panggilan tuhan tersebut. Menurut ahli otak dan neurosains Indonesia, Taruna Ikrar, bukan cuma azan saja yang memiliki dampak bagi pendengarnya, panggilan tuhan dan simbol agama lain juga memberikan efek bagi umat pemeluknya.

"Azan itu bikin tenang, karena ada endorfin yang bekerja, orang dengar ngaji, azan, kebaktian dan lainnya, hati merasa lebih tenang, proses tenang itu bikin lebih stabil, dan menciptakan gelombang gamma di otak," jelas Guru Besar di Pacific Health Sciences University, California, Amerika Serikat kepada VIVA, Rabu 27 Februari 2019. 

Ustaz Khalid Basalamah: Selama Belum Selesai Azan Subuh Masih Boleh Makan Sahur

Taruna menuturkan, orang yang meresapi panggilan tuhan baik azan dan lainnya dalam pengukuran magnetic resonance imaging (MRI) menghasilkan gelombang tertentu. 

Ahli otak kelahiran Makassar itu menjelaskan, kondisi gelombang pada otak orang yang mendengarkan azan berbeda dengan kondisi otak orang yang dalam kondisi tidak normal. 

Heran dengan Imsak yang Diterapkan di Indonesia, Ustaz Khalid Basalamah: Dalam Islam Gak Ada

Dia mengatakan, gelombang di otak pada kondisi orang yang tidak tepat atau disebut exited, akan menunjukkan hal berbeda. Taruna menyontohkan, efek gelombang otak pada orang yang mengalami kejang. 

"Ada gelombang tapi bukan normal dan itu terjadi karena adanya loncatan listrik dan kedua adanya loncatan neurotransmitter yang tidak tepat. Oleh karena itu orang saat kejang, itu paling kontras terlihat elektro magnetik otaknya," jelasnya. 

Beda dengan kondisi gelombang otak orang normal yang relatif stabil dengan orang kejang. Taruna mengatakan, orang yang kejang, otaknya mengalami gelombang otak cepat dan keras, yakni gelombang delta  

"Gelombang itu terjadi ada loncatan listrik yang berlebihan yang tidak terkontrol," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya