Tanaman Langka Bunga Bangkai Mekar Lagi, Nih Foto-fotonya

Bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) mekar di Cibodas
Sumber :
  • Twitter/@lipiindonesia

VIVA – Salah satu koleksi Bunga Bangkai atau Amorphophallus titanum Becc di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah mekar pada Senin dini hari 4 Maret 2019. Kuncup bunga pertama mulai muncul pada akhir Januari lalu.

Ilmuwan Ini Berhasil Ciptakan Koper Bertenaga Al, Permudah Tunanetra Navigasi Lingkungan

Dari pemantauan terakhir, tinggi bunga mencapai 281 sentimeter dengan lebar spata mencapai 124,4 sentimeter. Saat ini di Kebun Raya Cibodas mengoleksi 11 spesimen Bunga Bangkai.

“Sebanyak sepuluh individu berasal dari biji pohon induk, sedangkan satu individu didapat dari hasil kegiatan eksplorasi di Sungai Manau, Taman Nasional Gunung Kerinci Seblat, Sumatera Barat,” ujar Destri, peneliti Bungai Bangkai Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas dikutip dari laman LIPI, Rabu 6 Maret 2019.
 
Destri menjelaskan, Bunga Bangkai memerlukan waktu relatif lama untuk satu kali pembungaan. Menurut data, perlu empat tahun bagi Bunga Bangkai untuk sekali pembungaan. Destri menjelaskan, Bunga Bangkai memiliki tiga fase siklus hidup yang terdiri dari fase vegetatif atau daun, fase dorman (istirahat), dan fase generatif (berbunga).

5 Tumbuhan Langka di Indonesia, Miliki Kayu Terkuat Hingga Bunga Terindah

Amorphophallus titanum memerlukan penyerbukan silang untuk membentuk biji, karena saat masak bunga betina dan jantan tidak sama, sedangkan bunga betina dan bunga jantan masak atau siap melakukan penyerbukan hanya dalam satu malam,” ungkap Destri.

Amorphophallus titanum masuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

Penampakan Bunga Bangkai di Rumah Warga Jaksel yang Bau Tiap Malam

“Jarangnya tumbuhan ini berbunga dan semakin jarangnya tumbuhan ini ditemukan di alam, menyebabkan kesempatan bunga ini untuk melakukan penyerbukan semakin kecil,” ujar Destri.

Dia menjelaskan, berdasarkan penelitian Poerba dan Yuzammi, kelestarian tanaman ini memerlukan bantuan manusia dalam bentuk pembibitan massal dan cepat, misalnya kultur jaringan, dan diikuti reintroduksi di alam.

“Keberadaan jenis ini di Kebun Raya Cibodas sangat penting bagi upaya pelestarian, penelitian dan pengetahuan masyarakat luas,” tuturnya. (art)    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya