Persiapan NASA Kirim Perempuan Pertama ke Bulan

Gambar permukaan Bulan
Sumber :
  • JAXA/NHK

VIVA – Ada kabar baik dari Badan Antariksa Amerika Serikat. Lembaga pemerintah Amerika Serikat itu bakal mengirimkan astronautnya kembali mendarat di Bulan pada 2024. 

NASA (Akan) Kembali ke Bulan Setelah 50 Tahun

Pemerintah Negeri Paman Sam sudah menegaskan komitmennya menyokong misi kembali ke Bulan tersebut. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menambahkan dana US$2,3 miliar untuk NASA, supaya Amerika kembali berjaya di antariksa. Trump berambisi negerinya bisa menjelajahi Bulan dan Planet Mars.

Nah menariknya, dalam misi kembali ke Bulan ini NASA bakal memberikan warna yang berbeda. Dalam video di laman YouTubenya, NASA bahkan melabeli misi kembali ke Bulan ini adalah misi dan eksplorasi berani.

Bisa Dihuni Manusia, Ini 10 Fakta Stasiun Luar Angkasa ISS

Dikutip dari 9News, Selasa 14 Mei 2019, NASA berambisi mengirimkan perempuan pertama di Bulan. Sejauh ini, NASA telah mengirimkan 12 awak untuk menginjakkan kakinya di Bulan dalam hampir 5 dekade belakangan ini. Namun dari 12 awak tersebut semuanya adalah pria. 

"Astronaut terakhir berjalan di Bulan pada 1972, tapi perempuan tak pernah menjejakkan kakinya di permukaan Bulan," ujar Direktur Komunikasi NASA, Bettina Incian.

Stasiun Luar Angkasa AS-Rusia Masuk Dalam Ketegangan Geopolitik

Misi kembali ke Bulan ini dinamai dengan program Artemis, sebagai kembaran sekaligus lanjutan dari misi Apollo dalam beberapa dekade lalu. 

Nama Artemis merujuk pada dewi Bulan dalam mitologi Yunani. Artemis adalah saudara kembar dari Apollo.

Dalam program Artemis ini, NASA berambisi membawa pasangan yakni pria dan perempuan ke Bulan bersama-sama. 

"50 tahun tahun setelah misi Apollo, program Artemis akan membawa pria dan wanita pertama ke Bulan," jelas pejabat administrator NASA, Jim Bridenstine.

Dalam misi kembali ke Bulan ini, Presiden Trump menantang NASA untuk mendarat di Kutub Selatan Bulan pada 2024. 

Untuk menjalankan tantangan tersebut, NASA mengatakan mereka sedang menyiapkan berbagai teknologi kunci untuk sampai ke permukaan Bulan. NASA bakal menerbangkan astronaut kembali ke Bulan dengan roket dan wahana antariksa baru, siaran langsung eksplorasi di Bulan yang bisa disaksikan di Bumi secara real time. 

Misi Artemis ini akan mengungkapkan sumber daya dan penemuan yang mendalam tentang Bulan, sekaligus menyiapkan fondasi untuk eksplorasi manusia di Bulan di masa depan.

NASA berharap makin banyak misi eksplorasi Bulan akan membantu menahbiskan kejayaan Amerika Serikat di antariksa dan menumbuhkan kemitraan internasional. 

Dari total dana US$2,3 miliar, sekitar US$1,4 miliar akan untuk pengembangan sistem pendarat komersial manusia ke Bulan. Kemudian sekitar US$936 juta akan dipakai untuk mendukung pengembangan wahana Orion dan roket baru Space Launch System (SLS) yang bekerja sama dengan Boeing. (ali)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya