Regulasi Disahkan, Perusahaan IoT Sudah Bisa Komersialisasi

Ketua Umum Asosiasi Internet of Things Indonesia, Teguh Prasetya
Sumber :

VIVA – Ketua Umum Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), Teguh Prasetya, mengatakan bahwa operator Internet of Things (IoT) di Indonesia, sudah bisa melakukan komersialisasi. Hal ini karena telah terbitnya Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Izin Kelas.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Talkshow "Etika Pelajar di Dunia Digital"

"Dengan adanya ini, tentunya diharapkan bahwa operator IoT sudah bisa melakukan komersialisasi. Kalau kemarin kan sifatnya masih uji coba, kalau sekarang sudah bisa komersialisasi," katanya saat menghadiri konferensi pers Sigfox Indonesia, di Luwih Coffee, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Mei 2019.

Teguh juga mengumumkan bahwa hari ini telah ditetapkan regulasi dan peraturan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi Low Power Wide Area

Mengenal Empat Zaman yang Digambarkan dalam Ramalan Jayabaya

Regulasi ini dikatakan akan mempermudah penyedia solusi IoT dalam mendapatkan sertifikasi. Teguh berharap tidak ada lagi barang gelap, karena regulator berjanji, sertifikasi akan dilakukan dalam sehari. Dengan ini, regulasi sudah bisa dikatakan selesai, tinggal komersialisasi. 

"Targetnya pada 2022, akan ada 400 miliar perangkat IoT senilai Rp400 triliun. Saya harap kita bisa meraih, menggelar dan mempercepat penetrasi IoT yang ada di Indonesia," ujarnya. 

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Nobar Kreatif di Dunia Digital Sejak Dini

Tahun ini ASIOTI juga sedang melakukan kerja sama dengan Kementerian Kominfo, Kementerian Perindustrian dan Badan Ekonomi Kreatif dalam membuat program 'IoT Maker Creation' di 12 kota. Upaya ini mereka lakukan untuk mendorong pasar, sehingga tidak hanya menunggu.

Meski begitu Teguh mengatakan, tantangan IoT sendiri ada di aspek 'people', yaitu masih sulit mencari ahli yang mau dan tahu. Alasannya, karena sebelumnya mereka hanya membuat aplikasi, untuk era sekarang ini harus menggabungkan solusi, aplikasi, konektivitas dan perangkat. 

Tantangan berikutnya adalah bisnis, karena belum baku maka prosesnya harus disederhanakan. Terakhir adalah teknologi. Teknologi di belakang IoT terbilang masih baru, kunci utama kecepatannya terletak pada perusahaan penyedia jaringan. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya