Butuh Dana, NASA Buka Bisnis Komersil di Stasiun Luar Angkasa

Ilustrasi baju astronaut.
Sumber :
  • NASA/Radislav Sinyak

VIVA – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru saja mengumumkan program ambisius untuk mengkomersilkan stasiun luar angkasa mereka. Salah satu rencananya adalah astronaut swasta yang mau membayar bisa melakukan kunjungan ke ISS (International Space Station) selama satu bulan. 

Otorita IKN Dukung Pengembangan Ekosistem Startup di IKN

Dilansir laman Tech Times, Minggu, 9 Juni 2019, agensi itu mengumumkan lima bagian rencana yang akan mengakselerasi inovasi dan kecerdasan Amerika Serikat dalam orbit rendah Bumi. 

Sejauh ini sudah ada lebih dari 50 perusahaan yang melakukan penelitian serta pengembangan pada ISS. Sejumlah rencana baru akan memperluas aktivitas ini. 

DPR Dorong Pencairan THR Swasta Paling Lambat H-14 Lebaran

Dengan arahan baru, aktivitas komersial akan dilakukan selain penelitian dan pengembangan. NASA dan astronaut swasta bisa melakukan seperti produksi komersial dan pembuatan produk yang nantinya akan dijual di Bumi. 

Komersialisasi ini membuat pihak swasta bisa menggunakan sumber daya pemerintah Amerika Serikat. Penghasilan dari program tersebut akan membebaskan banyak sumber daya untuk program Artemis NASA dengan tujuan mengirimkan wanita pertama dan pria berikutnya ke Bulan pada 2024.

Ilmuwan Selangkah Lagi Menemukan Alien

Misi ini akan dilakukan selama 30 hari. ISS sendiri dapat mengakomodasi dua astronaut swasta per tahun untuk durasi yang pendek. 

Biaya awal untuk astronaut swasta bisa tinggal di ISS sekitar US$35 ribu per malam atau sekitar Rp497,7 jutaan. Selain itu mereka akan dikenakan biaya US$11.250 (Rp159,9 jutaan) untuk bantuan hidup seperti kamar mandi, US$22.500 (Rp319,9 jutaan) untuk persediaan kru dan kebutuhan data downlink sebesar US$50 per gigabyte atau Rp711 ribu. 

Sekitar US$1 juta atau sekitar Rp14,2 miliar yang dibutuhkan astonaut swasta bisa hidup di ISS selama satu bulan lamanya. Namun angka tersebut masih bisa berubah. Belum ada tanggal untuk program ini bisa dijalankan namun misi sudah bisa dimulai sejak awal 2020. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya