- Pixabay
VIVA – Badan antariksa Israel, SpaceIL, baru-baru ini memberi pengumuman bahwa mereka akan mengubah rencananya melakukan pendaratan kedua di Bulan. Hal ini terkait pesawat yang mereka buat, Bereshett memang pernah gagal mendarat pada awal musim semi.
Dikutip melalui laman The Verge, Rabu 26 Juni 2019, saat misi tersebut gagal, perusahaan mengatakan bahwa mereka akan melakukan upaya kedua. Namun tweet yang baru-baru ini dibuat oleh akun Twitter @TeamSpaceIL menyebut bahwa mereka akan terus membangun pesawat Beresheet 2, namun untuk tujuan berbeda.
"Kali ini kita tidak akan pergi ke Bulan. Perjalanan Beresheet ke Bulan sudah diterima sebagai perjalanan yang sukses dan memecahkan rekor. Sekarang kami akan mencari tujuan lainnya untuk Beresheet 2.0," tulis perusahaan.
Misi untuk pergi ke satelit alami Bumi itu mereka lakukan pada 11 April 2019. Namun pesawat diketahui gagal mendarat sebelum mencapai permukaan Bulan. Menurut penyelidikan awal, tampak adanya perintah manual yang dimasukkan ke dalam komputer pesawat ruang angkasa.
Hal ini menyebabkan adanya reaksi yang membingungkan pesawat. Disusul dengan kematian mesin utama Beresheet. Meskipun hal ini menyebabkan pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat, namun SpaceIL mengklaim bahwa misi mereka sukses dan telah memecahkan rekor.
Rumornya perusahaan swasta lainnya juga memiliki misi yang sama, dan dijadwalkan pada 2020. Di antaranya seperti perusahaan ruang angkasa Jepang dan Astrobotic Technology yang berbasis di Pittsburgh, Amerika Serikat.
Selain Astrobotic, Badan Penerbangan dan Pesawat Antariksa Amerika Serikat atau NASA, juga sudah memilih dua perusahaan untuk mengirim robot ke Bulan. Dua perusahaan itu ialah Orbit Beyond dan Intutive Machine, yang akan membantu agensi untuk mempelajari lebih lanjut tentang permukaan Bulan. (ann)
