Tak Bertransformasi Digital, Pendapatan Perusahaan Turun 30 Persen

Ilustrasi teknologi digital.
Sumber :
  • www.pixabay.com/fancycrave1

VIVA – Perusahaan yang telah menyadari pentingnya transformasi digital dipercaya dapat meningkatkan pendapatan, dan memunculkan bisnis baru bagi perusahaannya. Jika tidak, pendapatan mereka dipercaya akan turun.

Tak cuma Unggul Lewat Transformasi Digital, tapi Harus Menunjang Kelancaran Operasional

Hal ini diungkap oleh VP Marketing Infomedia, Widi Sagita. Data yang is paparkan ini merupakan temuan dari MIT guna menyadarkan perusahaan untuk mengejar ketertinggalannya di era teknologi yang terus berkembang.

Menurut temuan tersebut, seperti yang dipaparkan WiFi, kegagalan dalam melakukan transformasi digital akan berdampak pada turunnya pendapatan perusahaan, hingga mencapai 30 persen dalam kurun 5 tahun mendatang. Bahkan impact nya akan lebih besar bagi Fortune 500 company.

Transformasi Digital Kian Optimalkan Kualitas Layanan Kesehatan Mata

Ditambahkan CEO Markplus Inc, Iwan Setiawan, kajian yang dilakukan Markplus terkait Digital Challenge menemukan beberapa hal yang menjadi tantangan transformasi perusahaan. Mulai dari terlampau tingginya intensitas iklan dan promosi di channel digital yang memunculkan tantangan ‘Battle for Attention’. Tingginya Generation Gap, Digital Divide, New CX Imperative, hingga terjadinya polarisasi market yang mengubah paradigma branding.

"Perusahaan harus mengenali customernya dengan baik, hingga dapat menemukan bottle neck dari proses pengambilan keputusan pelanggan dalam melakukan proses pembelian," kata Iwan.

Revolusi Digital UMKM Lokal

Ditambahkan Widi, transformasi digital tidaklah hanya terpatok pada kecanggihan teknologi yang digunakan. Utamanya, transformasi yang berhasil harus mampu mewujudkan objective perusahaan untuk menciptakan happy customer, lower cost, dan memunculkan potential new revenue bagi kelangsungan pertumbuhan bisnis perusahaan.

Salah satu implementasi keberhasilan transformasi digital yang mampu menjawab ketiga objectives tersebut dipaparkan adalah BCA.VP Center of Digital BCA, Wani Sabu, menggambarkan dengan menarik bagaimana sebuah transformasi digital yang berawal dari insight yang diperoleh melalui Voice of Customer lalu didukung penuh oleh pucuk pimpinan tertinggi perusahaan. 

"Ini yang menbuat kami mampu membawa BCA menjadi perbankan yang besar dan dicintai pelanggannya, meningkatkan efektivitas proses, hingga memunculkan potensi revenue baru melalui terobosan-terobosan yang menarik dan sesuai kebutuhan pelanggan," kata Wani.

Lebih lanjut, Riri Amalas Yulita, Direktur Operation Infomedia menyimpulkan bahwa kunci sukses melakukan transformasi digital yang mampu memenuhi tujuan perusahaan untuk menciptakan happy customer, lower cost, dan memunculkan potential revenue, adalah dengan mengenali pelanggan kita. 

"Di sinilah peran analisa terhadap big data customer voice sangat penting. Dari analisa tersebut kita akan memperoleh insight untuk melakukan transformasi digital yang mungkin hasil akhirnya akan berbeda danbersifat unik dari setiap perusahaan," katanya.

Digital Experience (DX) Summit 2019: Enhancing Digital Experience in Digital Transformation Era di Raffles Hotel Jakarta. Menampilkan sharing session dari kalangan praktisi dan akademisi, DX Summit dihadiri oleh 150 orang perwakilan dari pelaku bisnis di berbagai industry.

“Mentransformasi bisnisnya menjadi ‘King of Digital’, Telkom terus berproses mendigitalkan Indonesia. Di antaranya digitalisasi bisnis pelanggan dari front-end hingga back-end sehingga tercipta digital experience yang menyeluruh yang selanjutnya dapat dikelola big datanya menjadi analisa yang berguna bagi pemangku kepentingan untuk mengembangkan bisnisnya.” jelas Suhartono, Deputy EVP Telkom DES, sebagai Penyelenggara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya